Parahnya, keluarga korban malah menutup pintu dan sempat menghilang dari rumah ketika Supriyadi memberi penjelasan.
Baca: Keluarga Tak Ada yang Mau Urus, Pria yang Tewas di Becak Dimakamkan Menggunakan Iuran Warga
"Saya nggak berani maksa, warga juga sempat heran kok nggak mau ngurus," jelas Supriyadi.
"Daripada maksa nanti nggak diterima, justru kita yang kena," tambahnya.
"Jadi, ya bersama-sama dengan warga kita urus pemakamannya," ujar Supriyadi.
Baca: Hidup Terlantar di Atas Becak, Begini Kisah Keluarga Kakek Agus Hingga Jenazahnya Ditolak Keluarga
Warga sebelumnya sempat melaporkan meninggalnya Agus ke Polsek Tambaksari dan membawa jenazahnya ke rumah sakit.
Usai dinyatakan meninggal di rumah sakit, warga dan anggota Polsek Tambaksari bersama-sama membantu persiapan pemakaman.
Mulai dari memandikan jenazah, salat, hingga persiapan pemakaman di Balai RW III.
Baca: Tukang Becak Tersambar Kereta Api Saat Nekat Terobos Palang Perlintasan Jalan A Yani Surabaya
Biaya pemakaman juga ditanggung oleh warga sekitar melalui iuran simpati.
"Saya nggak tahu jumlahnya, tapi Alhamdulillah sisa Rp 630 ribu setelah bayar mudhin, tukang gali tanah, lampu, dan rumah sakit," terang Supriyadi.
"Sisanya kami buat untuk kirim doa tahlilan yang juga diurus warga," sambungnya.
Belum dipastikan apa sebenarnya penyebab meninggalnya kakek Agus, namun Supriyadi menduga almarhum meninggal karena sakit.
"Mungkin sakit, perut kosong sering kena angin malam," ujar Supriyadi.