BPCB Jatim Bongkar Bangunan di Situs Calonarang di Kediri

Penulis: Mohammad Romadoni
Editor: Yoni Iskandar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ki Suyono Joyo Koentoro (83) saat mencopot benda yang dipakai hiasan di area situs Calonarang.

TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Menanggapi soal situs Calonarang yang diduga dirusak oleh oknum tak bertanggung jawab, MEMBUAT Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim bersama Dinas Pariwisata dan Kabudayaan Kabupaten Kediri berkumpul di kantor Kecamatan Gurah, Senin (24/7/2017).

Mereka menggelar pertemuan internal untuk membahas titik temu sekaligus mencari solusi terkait situs Calonarang. Usai mengadakan pertemuan internal itu rombongan ini menuju ke situs Calonarang untuk mengimplementasikan hasil rapat tersebut.

Kasubnit Balai BPCB Jatim, Jamiat Rukmono Adi memberikan edukasi terhadap juru kunci situs Calonarang bernama Ki Suyono Joyo Koentoro (83) terkait aturan dilarang membangun dan menambahkan apapun di area situs ini.

Sebab, apa yang dilakukan Ki Suyono Joyo Koentoro yang telah menempelkan batu purbakala itu memakai semen dianggap merusak keaslian situs Calonarang.

"Sebelumnya mohon maaf pak kalau menambah apapun di bangunan situs purbakala harus izin terlebih dahulu ke BPCB Jatim di Trowulan Mojokerto. Jadi yang dilakukan bapak (Suyono) salah dan berpotensi merusak cagar budaya," ujar Jamiat Rukmono Adi.

Menurut Adi, untuk memanimalisir potensi kerusakan dan menghindari konflik di masyarakat yang ada di desa setempat maka pihaknya memutuskan untuk membongkar bangunan tambahan yang ada di situs itu.

Baca: Aneh, Setelah Situs Calon Arang, Barulah Pemkab Kediri Lakukan Langkah ini

Tak hanya itu, pihaknya juga meminta pernak-pernik yang dianggap dapat menjadi salah tafsir di area situs seperti topeng dan kain pengikat tidak sesuai peruntukannya agar dicopot.

"Penambahan atribut kain seperti itu tidak boleh. Dan bisa berpotensi mengaburkan sejarah. Oleh karena itu agar semuanya dicopot," tegasnya.

Ditambahkannya, melihat kondisinya tempat seperti ini memang dipakai untuk ritual. Ada indikator terkait antara atribut di dalam situs dengan tulisan yang berada di lantai.

"Kami belum dapat memastikan kerusakan yang ada di situs Calonarang," jelasnya.

Selanjutnya, rencananya bersama warga bersama juru pelihara akan membersihkan hal-hal atau benda-benda mengundang perasaan warga setempat tidak enak.

Pihaknya juga akan membersihkan tulisan yang ada di atas lantai. Sekaligus akan membongkar hal yang tidak semestinya.

"Kita kembalikan seperti semula keadaan situsnya. Prosesnya kami akan mendampingi," imbuhnya.

Halaman
12

Berita Terkini