Dibalik Pembakaran Permukiman Rohingya, Jurnalis BBC Temukan Banyak Kamuflase Fakta Mengejutkan

Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Desa Gaw Du Thar Ya di Myanmar yang dibakar hingga menjadi abu dan arang.

Tapi langkah ini segera goyah.

Pertama kami dibawa ke sekolah kecil di Maungdaw, yang penuh sesak dengan keluarga Hindu yang mengungsi. Mereka semua memiliki cerita yang sama untuk diceritakan yaitu serangan orang-orang Muslim, atau melarikan diri dari ketakutan.

Anehnya, orang-orang Hindu yang melarikan diri ke Bangladesh semuanya mengatakan bahwa mereka diserang oleh umat Buddha Rakhine setempat, karena mereka mirip orang Rohingya.

Di sekolah itu kami didampingi polisi bersenjata dan beberapa pejabat. Bisakah orang-orang di situ berbicara secara bebas?

Seorang pria mulai menceritakan bagaimana tentara menembaki desanya, dan dia segera dikoreksi oleh tetangga.

Seorang perempuan dengan blus berenda oranye dan longyi (kain tradisional Burma) berwarna abu-abu dan ungu muda yang ketara, sangat bersemangat menceritakan kekerasan yang dilakukan orang-orang Muslim.

Kami kemudian dibawa ke sebuah kuil Buddha, tempat seorang biksu menggambarkan orang-orang Muslim membakar rumah mereka sendiri, di dekat tempat itu.

Kami diberi foto-foto yang menggambarkan mereka tertangkap basah melakukan aksi itu. Semuanya tampak aneh.

Di foto itu tampak sejumlah pria dengan topi haji putih berpose saat mereka membakar atap rumah yang terbuat dari rumbia.

Beberapa perempuan mengenakan sesuatu yang tampak seperti taplak meja berenda di atas kepala mereka melambaikan pedang dan parang dengan melodramatis.

Kemudian saya mengetahui bahwa salah satu perempuan itu sebenarnya adalah perempuan Hindu dari sekolah tersebut yang tampak bersemangat, dan saya melihat bahwa salah satu dari pria yang tampak di foto itu juga hadir di antara orang-orang Hindu yang mengungsi.

Mereka membuat foto-foto palsu agar terlihat seolah-olah kelompok Muslim lah yang melakukan pembakaran.

Kami berkesempatan temu wicara dengan Kolonel Phone Tint, pejabat keamanan perbatasan setempat.

Dia menggambarkan bagaimana teroris Bengali, demikian mereka menyebut kaum militan Tentara Penyelamatan Rohingya Arakan (Arakan Rohingya Salvation Army, ARSA) telah menguasai desa-desa Rohingya, dan memaksa mereka untuk menyediakan satu orang per rumah tangga sebagai militan.

Yang tak mematuhi, rumahnya akan dibakar, katanya.

Halaman
1234

Berita Terkini