Dibalik Pembakaran Permukiman Rohingya, Jurnalis BBC Temukan Banyak Kamuflase Fakta Mengejutkan

Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Desa Gaw Du Thar Ya di Myanmar yang dibakar hingga menjadi abu dan arang.

Setidaknya 17 militan dan seorang petugas imigrasi tewas. Warga Muslim desa itu melarikan diri tak lama kemudian.

Namun dia kesulitan menjelaskan mengapa sebagian kota masih terbakar, dua minggu setelah serangan tersebut, di musim hujan pula. Mungkin sejumlah Muslim tetap tinggal, dan kemudian membakar rumah mereka sebelum pergi baru-baru ini, jawabnya kurang meyakinkan.

Kemudian, dalam perjalanan pulang dari Alel Than Kyaw, sesuatu yang sama sekali tidak direncanakan terjadi.

Kami melihat asap hitam membumbung dari balik pepohonan, di tepi sawah. Itu sebuah desa lain yang letaknya tepat di pinggir jalan. Dan kebakaran baru saja dimulai.

Kami semua berteriak kepada polisi pengawal kami untuk menghentikan mobil. Begitu mobil berhenti, kami langsung berlari menuju desa itu, meninggalkan pengawas kami yang kebingungan.

Polisi ikut bersama kami, tapi kemudian menyatakan tidak aman masuk ke desa. Jadi kami pergi mendahului mereka.

Terdengar suara benda terbakar dan gemeretak di mana-mana. Pakaian perempuan, yang jelas-jelas Muslim, bertebaran di jalan berlumpur. Dan ada pemuda-pemuda berbadan kekar, memegang pedang dan parang, berdiri di jalan setapak, bingung melihat 18 wartawan berkeringat bergegas menuju mereka.

Mereka mencoba menghindar dari kamera, dan dua dari mereka berlari memasuki desa, menginstruksikan orang-orang trakhir mereka untuk segera keluar dengan tergesa-gesa.

Mereka mengaku bahwa mereka adalah kelompok Buddha Rakhine. Salah satu rekan saya berhasil melakukan percakapan singkat dengan salah satu dari mereka, yang mengaku bahwa mereka membakari rumah-rumah itu, dibantu polisi.

Saat kami masuk, kami bisa melihat atap sebuah madrasah yang baru saja dibakar. Buku sekolah dengan aksara Arab dikeluarkan. Jeriken plastik kosong, berbau bensin, tertinggal di jalan setapak.

Desa itu bernama Gawdu Thar Ya. Itu adalah desa Muslim. Tidak ada tanda-tanda penghuninya. Pemuda-pemuda Rakhine yang telah membakar desa itu bergegas keluar, melewati para polisi yang mengawal kami, beberapa membawa barang-barang rumah tangga yang mereka jarah.

Pembakaran itu terjadi di dekat sejumlah barak polisi yang besar. Tidak ada yang melakukan tindakan apa pun untuk menghentikan semua itu. (Jonathan Head/BBC)

Artikel ini sudah tayang di BBC Indonesia berjudul: Krisis Rohingya: Apa yang dipergoki wartawan BBC di desa-desa yang terbakar itu?

Berita Terkini