Pengusaha Wanita Sukses asal Jombang Ngaku Protes ke Tuhan, Saat Dirinya Alami Hal Menyedihkan ini

Penulis: Sutono
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekjen KKP Rifky Effendi Hardijanto (dua dari kanan) dan Pengusaha Jombang Ida Widyastuti (tiga dari kiri) melihat dari dekat kolam lele sistem bioflok bantuan KKP di Yayasan Khoiriyah Hasyim Seblak, Jombang, Sabtu (6/1/2018).

TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Budidaya ikan lele semakin diminati kalangan santri di Jombang, Jawa Timur, terutama dengan sistem bioflok yang digagas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sejak tahun lalu.

Itu terlihat dari antusiasme para santri ketika digelar kuliah umum 'Mengembangkan Spirit Kewirausahaan di Kalangan Santri' di Yayasan Khoiriyah Hasyim Seblak, Jombang, dengan narasumber Sekjen KKP Rifky Effendi Hardijanto dan Pendiri Roemah Snack Mekarsari Ida Widyastuti, di aula yayasan setempat, Sabtu (6/1/2017).

Pada Di sistem bioflok ini, kebutuhan pakan bisa ditekan 50 persen. Di Tulungagung, untuk menghasilkan satu kilogram lele, dibutuhkan pakan 1,6 kilogram.

Berawal dari Coba-coba, Sri Malah Berhasil Jual Cake Tiwul Hingga Singapura dan Jadi Jutawan

Tapi dengan sistem bioflok, kebutuhan pakan ditekan hingga 0,8 kilogram," ungkap Rifky Effendi Hardijanto.

Penghematan itu, lanjut Rifky, diperoleh karena lelenya diberi pakan flok yang dihasilkan dari probiotik.

"Inilah pula yang membuat lele sistem bioflok menjadi higienis," imbuhnya.

Alumnus ITS Surabaya ini menceritakan, saat mendampingi kunjungan Presiden Jokowi ke Sumenep, awal Oktober lalu, rombongan presiden sempat disuguhi sashimi dari lele.

"(Sashimi lele) itu hanya bisa didapatkan dari hasil produksi kolam sistem bioflok. Rasanya enak, ada kenyal-kenyalnya seperti campuran antara salmon dan cumi," lanjutnya.

Nekat Keluar dari Zona Nyaman, Hamid Jadi Pioner Pembuat Tas Golf Ternama Tanggulangin

Daftar 7 Taipan Properti Terkaya di Dunia, Nomor 3 Hidupnya Pernah Sangat Mengenaskan

Hasil produksi kolam sistem bioflok itu akan jadi lebih higienis jika peternak lele mau menggunakan pakan secara mandiri.

"Jika produksi lele, nila atau gurami pakannya dari bahan kekayaan alam setempat, praktis perputaran rupiah itu hanya ada di Indonesia. Kalau lelenya diekspor, kita menarik devisa. Ini memberi dampak ekonomi yang luar biasa," tegasnya.

Pendiri Roemah Snack Mekarsari Ida Widyastuti yang juga menjadi pembicara mengisahkan pengalamannya merintis usaha eksporter aneka camilan, sambal tradisional hingga lele.

"Santri Jombang harus bertekad, sepulang dari pondok harus bisa merintis usaha sendiri," ujar perempuan berjilbab kelahiran 1974 ini.

Kota Malang Makin Tak Aman, Uang Setengah Miliar Raib saat Ditinggal Jumatan

Kepada para santri, Ida menuturkan, keberhasilan yang diraihnya tidak datang tiba-tiba.

Sejak kecil hingga lulus SMA, perempuan kelahiran Jombang itu sebenarnya hidup dalam kemiskinan.

Pekerjaan berat menjadi buruh tani dilakoninya sejak usia dini.

"Setelah lulus SMA, sekitar 1997, saya pernah menjadi buruh kecil di Batam dengan gaji Rp 157.000 sebulan," kisahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ida juga sempat memutarkan film dokumenter yang menceritakan perjalanan hidupnya.

Dalam film itu digambarkan, saking menderitanya, Ida sempat menggugat Tuhan atas kemiskinan tak berkesudahan yang dialaminya.

Garap Banyuwangi Paska Anas Mundur, Inilah Tokoh dan Pesantren yang Didatangi Khofifah

Film singkat itu juga menggambarkan titik balik yang dialaminya dan kemudian menuntunnya merintis wirausaha hingga menjadi eksporter camilan, sambal dan ikan beku ('frozen fish').

Usai kuliah umum, Rifky dan Ida Widyastuti meninjau kolam lele sistem bioflok yang dikelola Panti Asuhan Al-Choiriyah Seblak.

Faiz Ahmad Elsaputra, salah satu santri pengelola lele menyatakan kesanggupan untuk memenuhi harapan dari KKP.

"Kami usahakan yang terbaik dalam pemanfaatan dan pengelolaan kolam bantuan dari Bu Menteri Susi ini," ujar santri alumnus ITS ini. (Surya/Sutono)

Berita Terkini