Pengakuan Korban Bom Thamrin, Bisa Bicara dengan Mayat, Lalu Hal Miris Ini Terjadi Pada Dirinya

Penulis: Januar
Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase Dwi dan peristiwa Bom Thamrin 2016 lalu

TRIBUNJATIM.COM - Masyarakat dikejutkan oleh sebuah aksi teror bom dua tahun lalu.

Peristiwa itu lebih dikenal sebagai teror bom Thamrin yang terjadi pada tahun 2016 lalu.

Dua tahun berlalu, korban bom Thamrin ceritakan pengalamannya pasca ledakan.

Ledakan bom yang terjadi pada 14 Januari itu, nyatannya meninggalkan luka yang mendalam bagi para korban, termasuk Dwi Siti.

Baca: 3 Fakta Baru Hubungan Bocah SD yang Hamili Siswi SMP Terungkap, Sering Manfaatkan Rumah yang Kosong

Dwi Siti yang saat itu tengah berada di dalam kedai kopi tak menyangka akan menjadi korban keganasan teroris.

Kala itu bom meledak tepat di depan kedai tersebut.

Dwi Siti tertimpa puing bangunan hingga tak sadarkan diri.

"Saya terjatuh dan tertimpa, saat itu saya mulai kehilangan pendengaran, dan mata mulai buram," jelas Dwi, Kamis (24/5/2018).

Baca: Sebelum Surabaya Diteror Bom, Umar Patek Pernah Kirim Info Penting ke Densus 88, Sekarang Terbukti

Rupanya karena tertimpa puing Dwi mengalami patah tulang leher, dan beberapa lebam ditubuh.

Dikutip TribunJakarta.com dari akun Youtube Mata Najwa, Dwi menceritakan pasca kejadiaan naas itu dirinya kerap bolak-balik ke psikiater.

"Di 2017 satu minggu itu saya tiga kali, kalau tidak berobat kondisi saya semakin menurun," ujar Dwi.

Dwi mengaku dirinya kerap mengalami halusinasi kala itu.

Baca: Dipeluk Korban Bom Thamrin, Aman Abdurrahman Bisikkan Pengakuannya ke Ipda Denny, Cuma 1 Kalimat

Dirinya harus minum obat penenang setiap hari.

"Saya pun masih minum obat penenang, pernah satu bulan saya mengalami halusinasi," jelas Dwi.

Ia mengatakan teman-temannya melihat dirinya pernah melakukan beberapa keanehan.

Halaman
1234

Berita Terkini