Wilayah Sidoarjo Selalu Jadi Langganan Banjir, Politisi PDIP: Pompa Air Jangan Cuma Jadi Pajangan

Penulis: M Taufik
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rumah pompa di Desa Sambibulu, Kecamatan Taman, Sidoarjo.

TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Memasuki musim penghujan, masalah banjir terus menjadi perbincangan di Sidoarjo. Maklum, sejuah ini beberapa wilayah kerap menjadi langganan banjir setiap musim hujan tiba.

Kalangan dewan menilai, persoalan banjir seharusnya bisa diantisipasi oleh pemerintah. Dengan melakukan normalisasi berbagai sungai, saluran air, dan sebagainya. 

"Termasuk jika terjadi genangan, pemerintah harusnya cepat tanggap. Kan sudah ada rumah pompa di beberapa titik, juga ada pompa portabel, dan pompa-pompa lain," kata Tarkit Erdianto, Anggota Komisi C DPRD Sidoarjo, Minggu (25/11/2018)

Menurutnya, pompa-pompa itu harus dimaksimalkan ketika terjadi genangan.

"Kondisi pompa juga harus diperhatikan agar bisa dimanfaatkan saat dibutuhkan. Jangan cuma jadi pajangan saja," sambung politisi PDIP ini.

Hal lain yang perlu dituntaskan adalah normalisasi saluran. Dan dalam upaya itu, menurutnya Pemkab Sidoarjo harus intens berkordinasi dengan instansi lain, seperti BBWS dan sebagainya.

Seperti diketahui, beberapa wilayah lain juga kerap menjadi langganan banjir. Di kawasan kota, potensi genangan ada di Perumahan Sidokare. Sementara di Utara, banjir mengancam Tropodo dan Tambaksawah yang masuk wilayah Kecamatan Waru. 

Wilayah Selatan ada Jalan Raya Porong, Kali Tengah (Tanggulangin), Wunut dan Pesawahan yang keduanya masuk wilayah Porong, serta wilayah Kecamatan Jabon. 

Wilayah barat potensi banjir ada di Bringinbendo, Kecamatan Taman. Totalnya, ada sembilan wilayah di Sidoarjo yang berpotensi kebanjiran pada musim hujan nanti.

Terpisah, Kepala Dinas PUPR Sidoarjo Sigit Setyawan menyebut bahwa upaya normalisasi sudah terus dilakukan sejak tahun kemarin.

Termasuk di sungai-sungai besar dan kecil yang terjadi pendangkalan serta penyempitan, semua dinormalisasi.

Menurutnya, normalisasi terhadap semua saluran merupakan upaya permanen untuk mengatasi banjir. "Namun itu butuh waktu lama, tidak cukup satu-dua tahun," kata Sigit.

Upaya lain yang sedang dilakukan adalah dengan memperbaiki manajemen buka tutup pintu air dan operasional pompa air. Yakni tentang kapan dan titik mana yang perlu dibuka-tutup pintu airnya.

"Kami sudah pasang CCTV di dam Dasakarya di Wonoayu, dam Grogol di Tulangan, dan dum Sidokepung di Buduran," ungkap dia. 

Fungsi CCTV untuk memantau kondisi. Tujuannya, sewaktu-waktu bisa dikendalikan pintu airnya. Kapan harus dibuka dan butuh ditutup untuk mengantisipasi banjir.

Halaman
12

Berita Terkini