TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Implementasi Literasi Matematika di Era Revolusi Industri 4.0 menjadi tantangan bagi calon pengajar pelajaran Matematika.
Prodi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Surabaya mendorong mahasiswanya untuk berkreasi dengan metode pembelajarannya.
Hal ini menginspirasi Lala Anggraini (20), Ermawati (19) dan Dewi Suwaibah(20) untuk membuat kuis matematika yang dikemas dalam permainan Go To Pamat (Pandai Matematika).
Lala menjelaskan, media yang dibuatnya bersama teman-temannya ini ditujukan untuk membantu anak kelas IV SD untuk lebih asyik dalam belajar matematika.
(Besok, Tim Labfor Polda Jatim akan Olah TKP di Lokasi Kebakaran Rumah Makan Ramayana Kota Blitar)
"Dengan media ini mereka tidak hanya, bermain akan tetapi juga bisa belajar matematika,"urainya.
Media pembelajaran mereka berupa kotak kayu yang di bagian tengahnya terdapat rongga.
Rongga ini menjadi tempat soal Matematika yang ditulis pada kertas kecil dan direkatkan pada stik es krim.
"Kotaknya bisa dibuka tutup, cukup sulit buatnya karena anggota kami wanita semua,"tambah Lala.
Dikatakan Lala permainan ini bisa dimainkan dua anak, dengan peran penjawab dan pengoreksi.
Anak yang berperan sebagai penjawab akan memilih soal dengan mengambil stik soal, dan mulai mengerjakan soalnya.
"Soalnya ada gradenya, kalau stik soal berwarna pink dan kuning kategorinya mudah, sedangkan stik hijau dan ungu masuk kategori sulit. Kategori sulit ini lebih pada penerapan soal pada keseharian,"paparnya.
(Sule Bantah Bukan Naomi Zaskia, Bongkar Ciri-ciri Sang Calon Istri, Kalau Seumuran Kenapa?)
Erma menambahkan, anak pengoreksi bisa ikut mengerjakan atau menggunakan kunci jawaban untuk mengoreksi.
Jika benar, pada bagian atas kotak terdapat empat tiang yang menjadi tempat gelang aneka ukuran.
"Gelangnya kami buat dari lilitan kabel bekas dibungkus pita. Gelang ini letaknya sembarangan, dan harus dipindahkan pada satu tiang hingga tersusun kerucut dan pada bagian atasnya ditaruh kepala panda,"urainya.
Ia mengungkapkan media ini melatih siswa berhitung dan memahami soal lebih cepat. Karena saat benar menjawab, mereka mendapat gelang yang harus terus disusun hingga puncak panda.
Dan untuk bisa menyusun hingga tuntas membutuhkan sekitar 20 soal.
"Permainan ini bisa untuk evaluasi pembelajaran di akhir semester. Jadi guru tidak hanya evaluasi dalam bentuk soal,"urainya.
(150 Petugas Parkir di Pamekasan Mengaku Tidak Digaji)
(Penyebab Kanker Serviks, Dokter RS Onkologi: Wanita yang Sudah Berhubungan Intim Berpotensi Kena)
Endang Suprapti, Kaprodi Pendidikan Matematika UM Surabaya mengungkapkan saat ini mahasiswa prodi matematika UM Surabaya tengah didorong untuk selalu menciptakan inovasi, terutama produk sebagai media pembelajaran bagi masyarakat.
"Mahasiswa yang berkontribusi dalam inovasi ini, datang dari berbagai semester dari prodi matematika. Dengan kreatifitas mereka, mereka menggunakan limbah maupun barang-barang bekas untuk dijadikan media pembelajaran matematika yang sangat menarik,"pungkasnya.
(Seorang Pria Tertangkap Jual Narkoba di lokasi Wisata Boom Anyar Lamongan)