TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Antrean layanan kesehatan di Kota Surabaya, seperti di puskesmas plat merah masih menjadi catatan permasalahan.
Waktu tunggu mendapatkan layanan bagi pasien di puskesmas, baik inap dan non rawat inap daerah, masih harus memakan waktu dua hingga tiga jam.
Padahal Kota Surabaya sudah memiliki sistem antrean e-health.
Namun nyatanya, meski sudah datang ke puskesmas maupun rumah sakit di waktu yang dijadwalkan, pasien masih harus menunggu berjam-jam di rumah sakit.
• Silaturahmi dengan Staf RS, Pakde Karwo Beberkan Peningkatan Kesejahteraan di Jatim Berkat Kesehatan
Sebut saja di semua puskesmas di Surabaya, antrean pasien di sana bisa mencapai tiga hingga empat jam.
Setelah diusut ternyata penyebabnya adalah jumlah dokter yang tak sepadan dengan jumlah pasien yang dilayani.
Kekurangan jumlah dokter di Surabaya ini diakui oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Febria Rachmanita.
Fenny, begitu ia biasa disapa mengatakan, saat ini jumlah dokter di Surabaya sekitar 200 orang saja.
"Saat ini jumlah dokter kita di 63 puskesmas non rawat inap dan 21 puskesmas rawat inap semuanya masih jauh dari ideal," kata Febria Rachmanita pada Surya (grup TribunJatim.com), Rabu (30/1/2019).
• Peraturan Baru BPJS Kesehatan, Bakal Ada Tambahan Biaya untuk Peserta, Simak Selengkapnya!
Jika ditotal, jumlah seluruh dokter di 21 puskesmas rawat inap dan 63 puskesmas ada sebanyak 254 orang dokter.
Jumlah itu dikatakan Fenny masih jauh dari kurang.
"Karena saat ini di puskesmas rawat inap hanya ada 5 dokter padahal idealnya harusnya ada 11 orang dokter yang bekerja dengan pembagian tiga shift," kata Fenny.
Sedangkan di puskesmas non rawat inap saat ini hanya dilayani oleh tiga orang dokter.
Padahal idealnya jumlah dokternya adalah lima orang dokter.
• Klaim Pembayaran Rp 35 M untuk Dua Rumah Sakit Daerah di Jember Belum Cair dari BPJS Kesehatan
Kondisi ini yang menyebabkan kurang maksimalnya layanan kesehatan di Surabaya, terutama menyebabkan antrean yang lama di layanan kesehatan, khususnya di puskesmas.
Menurut Fenny, masalah ini bisa diatasi dengan menambah tenaga domter untuk puskesmas dan juga rumah sakit.
Jika dihitung berdasarkan jumlah ideal, Pemkot surabaya membutuhkan sebanyak 101 orang dokter baru untuk ditempatkan di pusksesmas dan rumah sakit di Surabaya.
"Kita butuh 101 orang dokter untuk ditempatkan di 63 puskesmas non rawat inap dan 21 puskesmas rawat inap. Agar layanan kesehatan ini bisa maksimal," ujarnya.
• Cek Kondisi Kesehatanmu Saat ini dengan 5 Tes Sederhana Berikut, Masalah Hormon hingga Diabetes!
Sementara itu Kepala Bappeko Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, rekruitmen untuk dokter akan dilakukan di tahun 2019 ini.
Dokter akan direkrut melalui sistem kerjasama dengan perguruan tinggi.
Ini lantaran dalam rekruitmen CPNS tidak banyak memberikan tenaga dokter yang bisa diterima.
terjadi kekurangan jumlah dokter di Surabaya.
"Kita akan rekrut dokter di tahun 2019 supaya memperbaiki layanan kesehatan di Surabaya. Agar tidak ada antrean yang sampai mengular karena memang ada kekurangan jumlah dokter," kata Eri Cahyadi.
• INFO SEHAT - Mengenal Diet Whole30, Turunkan Berat Badan dalam Sebulan, Simak Pilihan Menu Makannya!
Adanya rencana penambahan tenaga dokter di puskesmas diapresiasi oleh pasien Puskesmas Pucang, Siniyah.
Warga Pucang ini mengatakan beberapa kali harus antre 3 jam saat akan berobat di Puskesemas Pucang.
"Padahal ya sudah pakai daftar online di puskesmas. Tapi tidak pas hitungannya ya di sana tetap antre lagi," ucapnya.
Ia mengaku lebih baik berobat ke klinik yang sepi, dibandingkan berobat ke puskesmas yang antrinya malah menbuat kesehatan pasien menjadi lebih buruk. (fz/fatimatuz zahroh)