Perjalanan Politik Khofifah Indar Parawansa, Belum Lulus S1 Sudah Disodori 3 Formulir Pencalegan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak resmi jadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur setelah dilantik Presiden Joko Widodo pada Rabu (13/2/2019)

Namun, lagi-lagi semua dibuat bungkam oleh Khofifah dengan kiprah yang ditunjukkan dan dedikasinya yang tinngi.

Maka ia diterima baik oleh politisi senior yang ada di DPR RI.

(Khofifah Dikenal Pendobrak Dominasi Pria Gerakan Mahasiswa, Inilah Penuturan Kader PMII)

(10 Tahun Jadi Gubernur Jatim, Pengalaman Bareng Marsinah Ini yang Paling Berkesan Bagi Pakde Karwo)

"Saya di DPR RI pernah di komisi bidang migas, industri dan bumn, sosial kesehatan. Mengapa banyak karena saya anggota dewan empat periode," kata Khofifah.

Selama menjadi anggota DPR RI dari PPP, Khofifah menampilkan performa terbaik. Khofifah tercatat dua kali mendukui posisi pimpinan.

Ia menjadi Pimpinan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan DPR RI (1992–1997). Lalu juga menjadi Pimpinan Komisi VIII DPR RI (1995–1997).

Perjalanan Khofifah di dunia politik bukan hanya berhenti di satu partai saja. Setelah tujuh tahun bergabung dengan PPP yang telah membesarkan namanya, Khofifah memutuskan keluar dari PPP.

Khofifah yang saat itu anggota DPR RI mendapatkan berbagai fasilitas rumah dinas rela harus melepas segala fasilitas yang ia miliki lantaran dipanggil oleh KH Abdurrahman Wahid, atau yang akrab disapa Gus Dur.

Secara khusus Gus Dur memanggilnya dan diajak untuk mendirikan partai baru yang dinyatakan sebagai partai NU, yaitu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). 

Meninggalkan partai besar PPP untuk sebuah partai baru yang belum jelas elektabilitas dan akseptabilitasnya tentu bukan suatu yang mudah.

Terlebih saat itu Khofifah sudah duduk anteng dan mendapat posisi strategis di DPR RI. 

(Purna Tugas, Gus Ipul Titip Khofifah Indar Parawansa Perhatikan Dua Hal di Jawa Timur)

(VIDEO: Pesan dan Kesan Ari Lasso Pada Pakde Karwo Serta Harapan untuk Khofifah Indar Parawansa)

Tapi, begitulah Khofifah. Sosok wanita yang bahkan tidak pernah nyantri di pondok pesantren ini begitu taat pada apa kata kiai dan gurunya. 

Khofifah memang tidak pernah nyantri. Tapi kalau berguru ke banyak kiai, Khofifah sudah lalui itu. 

Atas dasar taat kiai dan tidak ingin membantah, Khofifah mantap untuk meninggalkan posisinya yang prestisius sebagai anggota DPR RI.

Ia meninggalkan PPP untuk PKB atas permintaan kiai, Gus Dur.

"Coba dipikir hayo," ucap Khofifah dan terdiam lama.

Halaman
1234

Berita Terkini