Di Banyuwangi sendiri ada 46 desa yang rawan tsunami, sedangkan Pacitan ada 24 desa yang rawan tsunami.
Oleh sebab itu, Khofifah ingin ada sistem early warning system yang tepat di Jawa Timur. Terutama berbagis digital.
"Maka tadi saat saya di Pusdalop BPBD, saya rasa banyak yang harus diupdate dan di upgrade secara digital. Saya saat di Mensos banyak koordinasi dengan BNPB dengan segala kecanggihan alat di sana, saya harap di Jawa Timur nggak jauh-jauh dari itu," kata Khofifah.
Khofifah ingin bisa memantau keadaan yang realtime di kawasan yang sedang waspada Bencana.
Misalnya saat ini di Jawa Timur yang status waspada adalah Bonjonegoro maka deteksi realtimenya harus jalan berapa ketinggian sungai Bengawan Solo.
"Kita ingin segera ada koordinasi dengan provider di Indonesia, masyarakat di sekitar wilayah rawan bencana bisa terupdate kondisi di sekitarnya. Misalnya mereka di sekitar Bengawan Solo dapat konfirmasi ketinggian air Bengawan Solo sekarang berapa dan potensi meluber dimana," kata Khofifah.
Begitu juga dengan peringatan di wilayah bencana yang lain. Mulai gempa, banjir, maupun longsor.
Dengann begitu masyarakat akan bisa melakukan antisipasi dan kewaspadaan yang bisa terupdate melalui sistem digital.
Menurut Khofifah hal itu tidak susah dan bisa segera direalisasi di BPBD Jawa Timur. (Surya/Fatimatuz Zahroh)