Termasuk soal pembebasan dua wartawan Metro TV saat itu, Meutya Hafid, dan Budianto.
Hal itu seperti yang dituliskan SBY dalam bukunya yang berjudul "SBY Selalu Ada Pilihan" terbitan Kompas tahun 2014 lalu.
Dalam buku itu, diceritakan cara SBY bebaskan wartawan yang disandera di Irak.
SBY mengatakan kedua wartawan tersebut disandera pada tahun 2005.
Kedua wartawan itu memang diculik dan ditahan oleh elemen bersenjata di Irak.
• Misteri Situs Purbakala di Tol Malang Pandaan yang Belum Terungkap, Pantas Kalau Pembangunan Digeser
• Resiko Pacaran di Tempat Sepi dan Gelap, Si Cowok Harus Rela Ceweknya Diperkosa 2 Orang Tak Dikenal
• Kronologi Lengkap Pendeta Ditemukan Tewas di Ladang Sawit, Ditemukan Tanpa Busana & Ditutupi Semak
• Suami Ikut Balap Liar Sambil Bonceng Istri yang Hamil 7 Bulan, Nasib Pasutri ABG Ini Berakhir Fatal
"Saya masih ingat, ADC Presiden waktu itu, Kolonel Laut Didiet Herdiawan, setelah diberi tahu oleh Dino (Dino Patti Djalal), membangunkan saya pada pukul 01.15," tulis SBY.
Mendapatkan informasi pada dini hari tersebut, SBY segera melakukan tindakan.
Dia kemudian menyampaikan permintaan agar kedua wartawan tersebut segera dibebaskan.
"Singkat cerita, 1 jam kemudian, saya sudah menyampaikan permintaan saya untuk membebaskan 2 warga negara Indonesia itu melalui Aljazeera, yang segera disiarkan ke seluruh dunia. Tentunya ke Irak sendiri," ungkap SBY.
Ternyata, apa yang dilakukan oleh SBY tersebut membuahkan hasil.
"Alhamdulillah, tindakan cepat saya itu membuahkan hasil yang amat manis. Meutya dan Budianto beberapa saat, tentu dengan ikhtiar yang lain, bisa dibebaskan dan akhirnya selamat kembali ke tanah air," tandas SBY.
SBY Bongkar SMS Soal Politisi Santun Tapi Menyumpahinya di Bukunya, Rakyat Terkecoh Politiknya
Terkait pengalamannya berinteraksi dengan sejumlah orang, SBY memiliki sebuah kisah.
Kisah itu ditulisnya dalam bukunya "SBY Selalu Ada Pilihan" terbitan Kompas tahun 2014 lalu.
Dalam buku itu, SBY mengungkapkan adanya seorang tokoh yang sangat berambisi menjadi presiden.