Golput di Jatim Masih Berpotensi Tinggi, Begini Penjelasan KPU Jatim

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Divisi Sumber Daya Manusia dan Partisipasi Masyarakat (SDM dan Parmas) KPUD Provinsi Jatim, Gogot Cahyo Baskoro.

"Kemudian, iklan kampanye kan juga ada dari KPU RI, KPU Provinsi. Ada juga, berbagai portal, misalnya di website, aplikasi KPU RI 2019. Termasuk, media sosial, pendekatan budaya, lomba mural, model-model sosialisasi begitu sudah kami lakukan. Jadi, banyak media yang bisa dimanfaatkan," katanya menjelaskan.

Pihaknya menargetkan bahwa pola sosialisasi tersebut bisa mengurangi angka undecided voters pada pemilu yang rencananya akan dilaksanakan pada 17 April 2019 mendatang. "Utamanya, kepada pemilih milenial," katanya.

Sebelumnya, Badan Pemenangan Provinsi (BPP) Prabowo-Sandi di Jawa Timur memberikan kritik keras terhadap pola sosialisasi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU). BPP Jatim menilai pola sosialisasi yang dilakukan KPU tak signifikan menurunkan potensi pemilih golongan putih (golput).

"Kami melihat potensi golput tidak jauh berbeda dengan pemilu sebelumnya apabila tak ada perbaikan dalam pola publikasi. Bahkan, (angka golput) bisa lebih besar," kata Ketua Bidang Media BPP Jatim, Hadi Dediansyah ketika dikonfirmasi di Surabaya, Selasa (26/3/2019).

KPU selaiknya lebih masif dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat di antaranya melalui pola kerjasama dengan media. "Sementara itu, untuk bisa menjangkau ke lapisan bawah itu tidak ada medianya," kata Hadi.

Apabila tak segera diselesaikan, potensi golput pada pemilu yang rencananya akan dilaksanakan pada 17 April 2019 mendatang bisa mencapai dua digit. "Bahkan potensi golput bisa mencapai 25-30 persen," katanya.

Berita Terkini