Kisah Hidup Soesalit, Putra Tunggal Kartini, Yatim Piatu dari Kecil dan Tak Seterkenal Nama Sang Ibu

Editor: Pipin Tri Anjani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RA Kartini dan anaknya, Raden Mas Soesalit

Kartini harus meninggalkan anaknya yang baru berusia empat hari.

Kumpulan Ucapan & Kutipan Hari Kartini 2019, Diperingati Tiap 21 April, Cocok untuk Update di Medsos

Raden Mas Soesalit Djojoadhiningrat adalah anak Kartini yang tumbuh tanpa kasih sayang seorang ibu kandung.

Soesalit seolah menjadi sosok yang terlupakan jika dibanding ibunya yang begitu menginspirasi banyak orang.

Saat bayi ditinggal mati ibunya, pada usia 8 tahun, Soesalit juga ditinggal sang ayah untuk selamanya.

Soesalit (Historia.id) ()

Dengan kondisi ini, Soesalit harus diasuh oleh kakak tirinya yang tertua, Abdulkarnen Djojoadiningrat.

Abdulkarnen Djojoadiningrat menjadi Bupati Rembang menggantikan ayahnya yang meninggal.

Abdulkarnen mengurus segala keperluan Soesalit, dari urusan sekolah hingga pekerjaan.

Semasa kecil, Soesalit mengenyam pendidikan di Europe Lager School (ELS), sekolah elit untuk para priyayi pribumi dan anak-anak Eropa.

Lulus dari ELS, Soesalit meneruskan jenjang pendidikannya ke Hogare Burger School (HBS) di Semarang.

Kemudian berlanjut ke Recht Hoge School (RHS) Jakarta.

Setahun sekolah di RHS, Soesalit memilih keluar dan bekerja sebagai pegawai pamong praja kolonial.

Intip 7 Inspirasi Model Kebaya Hari Kartini 2019, dari Kasual, Elegan hingga Unik

Di luar dugaan, setahun berselang, ternyata Abdulkarnen mendaftarkan Soesalit di Politieke Inlichtingen Dienst (PID).

PID adalah polisi rahasia Hindia Belanda.

Soesalit bertugas untuk memata-matai pergerakan kaum pribumi, bangsanya sendiri.

Tak jarang dirinya sering merasa galau dengan tugas beratnya ini.

Halaman
1234

Berita Terkini