Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan menyebut motif lain pelaku pembakaran Mapolsek Tambelangan, Sampang, Madura.
Para pelaku mengaku nekat melakukan aksi anarkis itu lantaran merasa kecewa dihalangi oleh pihak kepolisian untuk berangkat mengikuti Aksi 22 Mei lalu.
"Ada kekecewaan dari masyarakat Madura yang ingin berangkat ke Jakarta," kata Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan di depan Gedung Tribrata Mapolda Jatim, Senin (27/5/2019).
• MUI Sampang Tanggapi Insiden Pembakaran Mapolsek Tambelangan, Sebut Mencoreng Nama Para Ulama
• Polda Jatim Tangkap 6 Tersangka Pembakaran Mapolsek di Sampang, Pelaku Sembunyi di Ponpes
Luki mengungkapkan, pada Selasa (21/5/2019) lalu ada puluhan masyarakat Madura yang hendak berangkat menuju Jakarta melalui jalur darat.
Saat tiba di Jembatan Suramadu, ternyata mereka kena sweeping pengamanan oleh pihak Kepolisian Polda Jatim dan Polrestabes Surabaya.
"Tapi Alhamdulillah TNI-Polri yang ada di Suramadu berhasil mengembalikan mereka ke rumahnya. Jadi mereka kecewa karena tidak jadi berangkat," lanjutnya.
Selain itu, tambah Luki, para pelaku juga berdalih tersulut emosi lantaran adanya video warga Madura yang terjebak di tengah kerumunan massa demonstran 22 Mei di Jakarta.
• Dukung Pengungkapan Kasus Pembakaran Mapolsek, 9 Ulama Sampang Kunjungi Rumah Dinas Kapolda
• Usai 5 Jam Bersembunyi di Bawah Jembatan, Terduga Penjambret Akhirnya Bisa Dibawa ke Mapolsek
"Ada warga Madura yang berada di Jakarta berupa video isinya minta doa karena tidak bisa keluar keluar dari kerumunan massa," katanya.
"Jadi mereka ada rasa kecewa dan sakit hati sehingga melakukan pembakaran Polsek itu," tandasnya.