Laporan Wartawan TribunJatim.com, Aminatus Sofya
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Aksi demonstrasi Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) di Kota Malang diwarnai kerusuhan, Kamis (15/8/2019).
Massa aksi yang hendak bergerak ke Balai Kota Malang di Jalan Tugu dihadang sekumpulan orang tak dikenal di Jalan Bromo.
Terjadi kejar-kejaran antara AMP dan warga yang mengaku menolak penyampaian aksi orang-orang Papua itu. Setelah dilerai aparat kepolisian, Aliansi Mahasiswa Papua diizinkan berorasi di Jalan Kahuripan.
• Honda Sukun Malang Catat Penjualan 102 Persen di Semester Pertama 2019, Honda Brio Terfavorit
• De Kofie Malang Ikut Unjuk Gigi Promosikan Selai Kopi di Gelaran Surabaya Great Expo 2019
Suasana terus memanas lantaran Aliansi Mahasiswa Papua menolak apabila warga yang bukan awak media mengabadikan aksi mereka menggunakan ponsel.
"Kamu wartawan apa bukan, kalau kamu wartawan silakan. Kalau bukan taruh hapemu," tutur seorang massa aksi AMP.
Saat aksi berlangsung, Jalan Kahuripan ditutup termasuk Jalan Bromo dan Semeru. Orang-orang yang mengaku warga Malang meneriakkan kalimat bahwa masyarakat Papua jangan berbuat onar di tanah Malang.
"Koen Papua ojo gawe rame ndek kutoku (Kalian orang Papua jangan buat onar di kota saya," katanya.
Massa aksi Papua sebetulnya bergerak kondusif. Mereka hanya berorasi menuntut Amerika Serikat bertanggung jawab atas penjajahan di Papua Barat (new york agreement). Namun karena suasana memanas, Aliansi Mahasiswa Papua terpaksa dibubarkan.
Saat diangkut ke dalam truk polisi, massa aksi AMP dilempari batu oleh sekumpulan warga.
Berdasarkan keterangan Kapolres Malang Kota, AKBP Asfuri, mereka dikembalikan ke rumah masing-masing agar tidak ada kerusuhan yang semakin parah.
"Kami kembalikan ke rumah masing-masing," ujarnya.