Kebiasaan unik warga Pulau Bawean, Gresik, parkir motor tinggalkan kunci, tak takut dicuri?
TRIBUNJATIM.COM - Masyarakat di Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur, memiliki kebiasaan abai dengan keamanan kendaraan, terutama sepeda motor mereka.
Sebagian besar masyarakat Pulau Bawean memiliki kebiasaan yang cukup unik ini.
Mereka akan meninggalkan sepeda motornya di tepi jalan atau di lokasi parkir dengan kunci masih tergantung pada lubang.
• 8 Manfaat Daun Ubi Jalar, untuk Nyeri Menstruasi hingga Rawat Jantung, Bisa Ditumis atau Dilalap
Saat memarkirkan sepeda motornya di tepi jalan atau depan rumah, mereka dengan tenang akan meninggalkannya tanpa mencabut kunci yang masih terpasang.
Bagi mereka yang bukan merupakan masyarakat setempat, pemandangan ini tentu membuat geleng-geleng kepala.
• Nikita Mirzani Kini Bongkar Masa Lalu & Rumah Tangga Seseorang, Sindir Elza Syarief?
Jika sehari-hari, kita sangat panik karena takut terjadi pencurian sepeda motor ketika mengetahui kunci masih tertinggal, lain halnya dengan masyarakat di Pulau Bawean.
Mereka dengan santainya meninggalkan sepeda motornya beserta kunci yang terpasang, tanpa ada rasa takut kendaraannya akan dilarikan oleh oknum pencuri.
"Biar saja ditinggal, memang sudah biasa, tidak ada yang akan curi," kata seorang warga yang sempat ditemui Kompas.com di kawasan Alun-alun Sangkapura.
• Di Mana Lokasi KKN di Desa Penari Sebenarnya? Petunjuk & Analisa Mengerucut ke Desa di Bondowoso
Tidak hanya satu atau dua kendaraan di satu tempat, hal seperti ini banyak ditemui di sepanjang jalan di kawasan Pulau Bawean.
Banyak motor dengan kunci terpasang, tergeletak di pinggir jalan tanpa ada sosok pemiliknya.
Jika tidak terpasang, kunci biasanya ditinggalkan oleh pemiliknya di dalam dashboard motor, jika sepeda motornya berjenis matik.
• Menelusuri Lokasi di Kisah KKN di Desa Penari, SimpleMan Bantah Tempat Bukan di Rowo Bayu Banyuwangi
Kebiasaan ini kemudian dapat dimaklumi karena tingkat keamanan masyarakat pulau cenderung tinggi.
Tindak pencurian kendaraan bermotor hampir tidak ditemukan.
Hal itu karena wilayah Pulau Bawean yang tidak terlalu luas dan terpisah jauh dari daratan pulau lainnya, misalnya Jawa, sehingga sulit untuk melarikan kendaraan curian.