Murid dan Jajaran Guru SMAN 7 Malang Menggelar Simulasi Tanggap Bencana Gempa dan Kebakaran

Penulis: Sylvianita Widyawati
Editor: Melia Luthfi Husnika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Murid dan Jajaran Guru SMAN 7 Malang Menggelar Simulasi Tanggap Bencana Gempa dan Kebakaran

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Siswa dan guru di SMAN 7 Malang melakukan simulasi tanggap bencana gempa dan kebakaran, Rabu (4/9/2019).

Sebelum simulasi, mereka mendapat penjelasan dari Dakmar dan BPBD Kota Malang. Usai itu, mereka berlatih menghadapi bencana yang datang.

Sirene berbunyi saat gempa melanda di kawasan sekolah. Siswa dan guru langsung berlindung di bawah meja kelasnya masing-masing.

Setelah dirasa gempa agak mereda siswa dan guru berhamburan keluar ruangan kelas dengan menggunakan tas sekolah sebagai pelindung kepala menuju tempat aman (tanah lapang).

Rektor UB Malang Sambut Kedatangan Tim Pimnas, Tak Masalahkan Kampus Merosot di Peringkat 6

Setelah berkumpul, masing-masing kelas mendata anggotanya. Dari pendataan itu diketauhi ada beberapa kelas yang siswanya tidak lengkap, KSR sekolah dengan sigap mendatangi kelas dan mengevakuasi sejumlah siswa yang terluka dan melakukan perawatan di tempatnya yang aman.

Tri Oky Rudianto, Sekretaris BPBD Kota Malang menyatakan lembaganya mendapat undangan dari sekolah untuk melakukan simulasi.

"Sampai saat ini, kami sudah ke 26 sekolah di Kota Malang untuk melakukan sosialisasi dan simulasi," jelas Tri pada suryamalang.com.

Dikatakan, dengan simulasi, maka bisa menciptakan rasa aman pada masyarakat sekolah. Sebab sebagian besar waktu mereka ada di sekolah.

"Jika ada kejadian, ya tidak mengharapkan ada bencana, warga sekolah bisa melakukan bagaimana mengurangi risiko bencana," tandasnya.

Setidaknya jika terjadi di lingkungan rumah mereka juga bisa mengantisipasinya. Dikatakan, biasanya sambil sosialisasi juga dilihat apakah sekolah sudah membuat jalur evakuasi dan titik kumpul.

BNN dan Bea Cukai Jatim Gagalkan Peredaran Narkoba Seberat 7 Kg di Malang

Kalau sudah ada, maka akan dicek lagi apa sudah benar jalur evakuasinya. Sebab itu tidak bisa dilakukan asal-asalan.

"Jangan sampai membuat jalur evakuasi misalkan memanfaatkan tangga tapi kecil dan malah risikonya disana karena ada penumpukan orang," jelas Tri.
Dikatakan, jika sampai ada kejadian seperti gempa, maka jangan teriak-teriak, dorong mendorong dan heboh.

Sedang Teguh Budi Wibowo, Koordinator Operasional Damkar Kota Malang dalam sosialisasi juga mengenalkan alat-alat pemadam kebakaran. Diharapkan, apa yang disampaikan ke siswa, guru juga bisa diterapkan saat ada kejadian di lingkungannya.

"Termasuk bagaimana cara melaporkan ke PMK saat ada kejadian kebakaran," kata Teguh. Sejauh ini penyebab kebakaran di Kota Malang kebanyakan karena faktor kelalaian seperti dari listrik dan elpiji. 

Berita Terkini