TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Rektor Universitas Brawijaya (UB) Malang, Prof Dr Nuhfil Hanani MS menyambut kedatangan tim dosen dan mahasiswa yang terlibat di Pekan Ilmiah Nasional (Pimnas) ke 32 di Universitas Udayana Bali, Rabu (4/9/2019).
Di Pimnas, UB merosot di peringkat 6 dari sebelumnya 2018 di posisi 2. Jawaranya tetap UGM Jogjakarta.
"Ya nggak apa. Harapannya ya tahun depan meningkat lagi. Kalau ada yang salah, salahkan saya rektornya," ungkap Nuhfil Hanani pada suryamalang.com (grup TribunJatim.com) seusai penyambutan.
Hal ini diduganya karena banyak pergantian wakil dekan juga wakil rektor.
Menurut dia, prestasi naik turun sebuah hal yang lumrah.
• 9 Tim PKM Universitas Negeri Malang Lolos Pimnas ke Udayana, Ada yang Bawa Tokoh Cerita Lala & Lolo
"Sama juga dengan peringkat UB secara nasional. Tahun lalu 12, sekarang 9," tandasnya.
Dikatakan, pada sistem penilaian di Pimnas ada yang berubah.
Yang jadi juara adalah sudah masuk jurnal terindeks Scopus.
Untuk itu harus diupayakan agar hasil PKM (Program Kreatifitas Mahasiswa) bisa masuk ke jurnal internasional.
"Kami kan sudah MoU dengan beberapa perguruan tinggi untuk penerbitan jurnal," katanya.
Sehingga untuk perbaikan ke depan akan dievaluasi penyebabnya.
• 300 Proposal PKM Mahasiswa ITS Surabaya Jadi Andalan Seleksi PIMNAS 2019
Di Pimnas, UB mendapat dua perak dan dua perunggu di poster dan dua emas di presentasi serta empat perak dan dua perunggu.
Satu di antara peraih emas di presentasi adalah tim PKM PE (Penelitian) dari Fakultas Teknologi Pertanian.
Christina Ekawati merasakan suasana kompetisi sangat 'panas' tapi juga menyenangkan karena banyak bertemu inovator-inovator muda dari berbagai perguruan tinggi di Pimnas.
"Jadi tahu apa saja inovasi-inovasi teman lainnya di Bali," kata Christina.
Timnya mengangkat tentang teknologi yang bisa mendegradasi warna dari pewarna tekstil dengan memakai konsorsium bakteri.
Ada empat bakteri yang dipakai antara lain e coli.
• Bantu Pasokan Listrik di Pulau Sumatera, ISO Karya Mahasiswa ITS Surabaya Lolos Ajang Pimnas ke-31
Konsorsium bakteri itu kemudian disatukan di perangkap.
Untuk ujicoba lab, bakteri itu dimasukkan ke limbah tekstil.
Timnya mengambil sample limbah pewarna tekstil di sebuah pabrik jeans di Jl Bandulan Kota Malang.
Hasilnya selama empat hari, warna limbah yang semula biru pekat menjadi bersih 96 persen.
"Sebenarnya sehari sudah cukup karena bisa mencapai bersih 80 persen. Tapi kami agak lamakan waktunya hingga mencapai 96 persen," jelasnya.
Timnya berharap penelitian mereka akan bermanfaat dan aplikasikan oleh masyarakat atau industri.
Sehingga air limbah yang dibuang jadi lebih ramah lingkungan karena sudah agak bersih. (Surya/Sylvianita Widyawati)
• Dapat Medali Emas dan Perak di PIMNAS, Alat Ini Mampu Mengekstrak Propolis dalam Waktu Singkat