Pasutri di Malang Kembangkan Bisnis Makanan Beku, Raup Omzet Jutaan Rupiah Per Hari

Penulis: Erwin Wicaksono
Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bisnis makanan beku milik pasangan suami istri, Noer Amin Hidayatullah (31) dan Ernawati Agustina (28) asal Desa/Dusun Turi, Desa Kepuharjo, Kecamatan/Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (5/9/2019).

Omzet yang didapat per hari ternyata menggiurkan.

"Kini di area Malang Raya kami mempunyai 10 agen. Jawa Tengah 10 agen. Jakarta 3 agen. Surabaya 3 agen, Bali 3 agen. Kami ada sistem target, minimal omzet Rp 1 juta setiap hari. Sehari kami bisa menjual sampai 100 pack. Alhamdulillah bisa tercapai," terang wanita kelahiran Malang berusia 28 tahun itu.

Merajut Rezeki dari Boneka Amigurumi Khas Negeri Sakura di Kota Malang

Agar tak tergerus zaman, Erna berinovasi terus memunculkan produk baru yang mengikuti selera konsumen.

Kini produknya sudah mencapai 40 varian rasa.

Tak hanya lumpia. Ada juga donat kentang, risoles, pisang molen, lemper goreng hingga pempek palembang.

Semua dijual dengan harga terjangkau mulai dari Rp 14 ribu hingga Rp 40 ribu per pack.

Pasangan suami istri, Noer Amin Hidayatullah (31) dan Ernawati Agustina (28) asal Desa Dusun Turi, Desa Kepuharjo, Kecamatan Kabupaten Malang, menunjukkan bisnis makanan beku yang mereka rintis, Kamis (5/9/2019). (SURYA/ERWIN WICAKSONO)

Erna mengungkapkan, usahanya dirintis mulai dari nol.

Untuk alat produksi hingga kulkas penyimpanan produk ia lengkapi sedikit demi sedikit.

Kini ia sudah mempunyai 2 lemari es berukuran besar dan 1 berukuran kecil, cukup untuk menampung ratusan produknya.

"Kami pasarkan lewat Instagram dengan akun @Jurlumfoods.ind. Saat ini kami tengah proses mengurus HAKI (Hak kekayaan intelektual) dan sertifikasi Halal. Kami memperoleh pembinaan dari Diseperindag Kabupaten Malang," kata wanita yang juga pengerajin daur ulang popok itu.

Mayat Pria 60 Tahun Ditemukan Mengapung di Saluran Air Singosari Malang, Polisi Lakukan Penyelidikan

Erna dan suami tak ingin bekerja sendirian mengembangkan usahanya.

Kini, ia sudah memiliki 5 orang karyawan produksi dagangannya.

Keseluruhan karyawannya adalah warga desa di sekitar tempat tinggal Erna.

"Sistem penggajian borongan. 1 orang mendapat upah Rp 288 ribu per minggu," tutur wanita berkacamata ini.

Inovasi penyimpanan makanan dengan metode pembekuan membuat produk bikinan Erna bertahan lama.

Halaman
1234

Berita Terkini