TRIBUNMADURA.CO, PAMEKASAN - Abd Salim (51) warga Dusun Sekgersek, Desa Palengaan Laok, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, harus menerima kenyataan pahit.
Pasalnya setelah Kartu Indonesia Sehat (KIS) dari BPJS Kesehatan miliknya diblokir secara dadakan, Abd Salim kini terbaring lemas di RSUD Dr Soetomo Surabaya, Kamis (19/9/2019).
Kholis relawan yang membantu biaya perawatan Abd Salim mengatakan, kondisi Abd Salim kini didiagnosa abses tenggorokan dalam.
"Segala upaya telah kami dicoba, saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) SMART Pamekasan hingga dirujuk ke RSUD Dr Soetomo Surabaya, penyakit yang dialami Abd Salim belum memperlihatkan tanda-tanda kesembuhan," kata Kholis kepada TribunMadura.com melalui via telepon.
• BPJS Cabang Surabaya Sebut 727 Ribu Lebih Peserta Program JKN-KIS Sudah Ditanggung APBD
Kholis mengutarakan, solusi yang ditawarkan oleh pihak dokter RSUD Dr Soetomo Surabaya yakni dengan melakukan operasi dengan biaya yang tidak sedikit.
"Abd. Salim harus menyediakan dana sebesar Rp 35 juta untuk biaya operasi. Sementara uang pegangan keluarganya tersisa hanya Rp 100 ribu," ujarnya.
Kholis berharap ada kepedulian dari pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan untuk membantu menjalankan biaya operasi Abd Salim.
Sebab, kata Kholis, derita yang dialami keluarga Abd. Salim sangat banyak.
Mulai dari kartu KIS dari BPJS Kesehatan yang diblokir pemerintah secara dadakan tanpa ada pemberitahuan.
• Iuran BPJS Untuk Masyarakat Miskin Sudah Ditanggung Pemerintah, Ini Rinciannya
Dan selain itu harus membayar biaya rumah sakit saat ngamar sebagai pasien umum di RSUD SMART Pamekasan.
"Berbagai upaya telah kami lakukan untuk membantu Abd Salim. Salah satu cara yang kami lakukan yaitu mengutus seluruh teman-teman untuk konsultasi memperjuangkan nasib Abd. Salim ke BPJS Kesehatan Cabang Pamekasan, Dinsos dan Dinkes Pamekasan terkait kartu KIS dan biaya pasien penderita abses tenggorokan dalam. Namun kenyataannya semua instansi tersebut saling lempar tanggung jawab terus," keluh Kholis.
Kholis mengaku tidak tega, ketika mengetahui keluarga Abd. Salim ke RSUD Dr Soetomo Surabaya hanya membawa uang Rp 100 ribu saja.
Tak hanya itu, kata Kholis saat mendengar tawaran operasi dari pihak dokter RSUD Dr. Soetomo Surabaya dengan biaya Rp. 35 juta membuat keluarga Abd. Salim tercengang kebingungan.
Sebab, keluarga Abd Salim tersebut dirasa sudah tidak mampu dan tak mungkin mempunyai uang sebesar itu.
"Dari pihak RSUD Dr. Soetomo Surabaya meminta keputusan pihak keluarga lanjut dioperasi apa tidak hingga hari ini," ungkapan.
"Sementara dana Rp. 35 juta hingga detik ini masih belum ada," sambung dia.
Kholis menjelaskan, informasi yang didapat pihaknya dari kasir RSUD Dr. Soetomo Surabaya tadi sudah diambil sampling dengan biaya seadanya dari beberapa donatur.
"Baru saja kami sudah minta bantu kepada teman-teman untuk memohon bantuan dari Gubernur Jatim. Namun tidak ada yang bisa. Kami berharap dari pihak Pemkab Pamekasan ada bantuan uluran tangan untuk kesembuhan Abd Salim dan biaya operasinya," harapnya.