HUT ke-74 Korps Brimob Polri, Satbrimob Polda Jatim Napak Tilas Kepahlawanan AP III Katjoeng Permadi

Penulis: Benni Indo
Editor: Elma Gloria Stevani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Adegan drama pertempuran yang menceritakan perjuangan AP III Katjoeng Permadi menghadapi Belanda, Rabu (6/11/2019).

Katjoeng adalah warga Pujon yang baru saja menyandang status pengantin baru saat perang berkobar. Saat itu, Belanda bertindak kasar terhadap warga lokal atau petani.

Akibatnya sempat terjadi beberapa kali ketegangan antara pasukannya Katjong Permadi dengan Belanda.

Katjong Permadi diberi tugas berdasarkan instruksi Jawatan Kepolisian Negara RI, yakni harus menjaga garis demarkasi yang akrab disebut Garis Van Mook hasil perjanjian Renville.

Berdasarkan instruksi itu, polisi berada di garis depan, berhadapan langsung dengan wilayah Belanda yang saat itu berada di Kota Batu pada agresi Belanda ke-II. 18 Desember 1948 pukul 23.40 WIB Belanda mengirimkan telegram yang berisi bahwa Belanda tidak terikat lagi dengan perjanjian Renvile.

Besoknya, Belanda bergerak maju dari Batu menuju ke wilayah Kecamatan Pujon.

Pasukan Belanda melakukan serangan dipimpin oleh Kapten Bosch.

Belanda bergerak dari Batu menuju ke Kasembon.

Target penyerangannya Pusat Pembangkit Tenaga Listrik Mendalan, Kasembon.

Dengan persenjataan yang lebih unggul, Belanda menyerang pos status quo yang dijaga Katjong Permadi.

Dalam pertempuran itu, Katjong Permadi tewas karena dadanya tertembus peluru, begitu juga dengan rekannya Sujadi.

Katjong Permadi gugur demi mempertahankan wilayah NKRI. Istrinya pun dirundung kesedihan mendalam karena mereka baru saja menikah. 

Bank Commonwealth Sebut Pendampingan Bisnis Penting Bagi Pengembangan UKM di Indonesia

Adegan drama pertempuran yang menceritakan perjuangan AP III Katjoeng Permadi menghadapi Belanda, Rabu (6/11/2019). (ISTIMEWA)

Berita Terkini