Antraks Ditemukan di Gunungkidul, Dinas Peternakan Jatim Optimalkan Pos Pemeriksaan Hewan

Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti
Editor: Elma Gloria Stevani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Sapi

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur (Disnak Jatim) mewaspadai adanya wabah antraks di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur (Kadisnak Jatim) Wemmi Niamawati mengungkapkan Pemprov Jatim merespon cepat adanya wabah tersebut agar tidak sampai masuk ke Jawa Timur.

"Kita harus waspada karena antraks ini selain ke hewan juga dapat menular ke manusia," ucap Wemmi Niamawati, Selasa (21/1/2020).

Ada sejumlah langkah, yang diupayakan oleh Dinas Peternakan Jawa Timur untuk mencegah masuknya wabah antraks ke Jawa Timur.

Yang pertama adalah mengoptimalkan Pos Pemeriksaan Hewan di perbatasan untuk melakukan pengawasan terhadap lalu lintas ternak antar provinsi.

Pembunuh Begal di Malang Berinisial ZA Bela Cewek Bukan Pacar, Punya Istri dan Anak Berusia 1 Tahun

FAKTA TERBARU Pelajar SMA di Malang Bunuh Begal Demi Lindungi Teman Sudah Punya Istri dan Anak

Pemerintah juga mengoptimalkan Puskeswan atau Pusat Kesehatan Hewan yang tersebar di 38 kabupaten kota.

"Jatim mempunyai 127 Puskeswan yang tersebar di kabupaten kota. Yang melakukan pelayanan kesehatan hewan di tingkat kecamatan hingga pedesaan," kata Wemmi Niamawati.

Pemprov Jatim juga mempunyai 3 UPT laboratorium kesehatan hewan yaitu di Malang, Tuban, dan Madura.

"Tugas UPT ini melakukan surveillance (pengawasan) penyidikan penyakit melalui pengambilan sampel untuk dilakukan pengujian," lanjut Wemmi Niamawati.

Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur (Kadisnak Jatim), Wemmi Niamawati (TRIBUNJATIM.COM/SOFYAN ARIF CANDRA SAKTI)

Perempuan Penyelundup 400 Pil Koplo Dalam Sayur Lodeh di Lapas Mojokerto Masih Buron

KPK Periksa Saksi Terkait Dugaan Kasus TPPU yang Libatkan Mantan Bupati Mojokerto Mustofa Kamal Pasa

3 UPT laboratorium kesehatan hewan tersebut dibagi ke beberapa kabupaten kota sehingga semua daerah bisa terlayani.

"Selain dari Pemprov, setiap kabupaten kota juga mempunyai laboratorium sendiri yang rutin untuk melakukan pemeriksan kesehatan hewan," lanjutnya.

Wemmi Niamawati menjelaskan, setiap kabupaten kota mempunyai petugas teknis di tingkat kecamatan, mulai dari dokter hewan, paramedik veteriner atau medik veteriner sebanyak 970 orang se-Jawa tImur.

"Mereka bertugas memberikan pelayanan keswan atau kesehatan hewan dan penyuluhan," ujar Wemmi Niamawati.

Selain itu, para petugas akan melakukan pelaporan penyakit melalui Isikhnas atau integrasi Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional jika ditemukan penyakit hewan.

Halaman
12

Berita Terkini