Bedah Buku 'Menjerat Gus Dur', PWNU Jatim : Warga NU Akhirnya Bebas dari Beban Masa Lalu

Penulis: Bobby Constantine Koloway
Editor: Yoni Iskandar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menggelar bedah buku 'Menjerat Gus Dur', Selasa (4/2/2020) di kantor PWNU Jatim di Surabaya.

Kiai Anwar berharap kalangan Nahdliyin untuk meneruskan cita-cita Gus Dur sebelumnya. "Gus Dur ingin Indonesia menjadi negara bangsa. Indonesia harus bebas dari KKN. Pembangunan demokrasi harus egaliter," kata Kiai Anwar.

"Gus Dur memiliki cita mulia. Sehingga, sekalipun lengser dan kini telah wafat, cita-cita Gus Dur harus diteruskan," katanya.

Berkaca dari peran Gus Dur tersebut, Kiai Anwar berpesan agar warga NU tidak apolitis. "Politik itu penting untuk menyelamatkan bangsa, agama, dan negara. Itu wajib dan tidak mungkin tanpa politik. Gusdur jadi presiden juga karena politik," katanya.

"Merebut kekuasaan politik dan keinginan menyelamatkan bangsa itu belum cukup. Hal ini harus didukung oleh kekuatan politik. Artinya, harus ada kesadaran politik. Kalau ingin menyelamatkan bangsa dari oligarki, kata kuncinya warga NU harus bersatu. Jangan saling menghantam," tegasnya.

Di sisi lain, penulis buku ini, Virdika Rizky Utama, menjelaskan tiga tujuan utama pihaknya membuat buku ini. Pertama, pihaknya ingin meluruskan sejarah.

"Sebab, sejarah biasanya ditulis oleh orang yang menang. Sedangkan yang kalah hanya bisa menulis buku biografi," jelasnya.

Oleh karena itu, buku ini ditulis supaya sejarah Gus Dur bisa diketahui generasi muda. "Kami berharap setelah buku ini bisa masuk di pesantren-pesantren, generasi muda semakin yakin bahwa Gus Dur tidak bersalah," tegasnya.

Kedua, melalui buku ini generasi muda diharapkan bisa meneledani semangat Gus Dur membangun bangsa. Di antaranya, dengan memberantas KKN, mementingkan kepentingan nasional dibandingkan asing, serta melindungi minoritas.

"Kita tidak bisa pungkiri, bahwa pemakzulan Gus Dur juga ada kepentingan internasional. Perusahaan emas, tambang minyak, dan orang yang dimanjakan di orba, mulai terusik," katanya.

"Gus Dur sedang membangun landasan pemerintahan yang substantif. Dengan menghapus kebiasaan KKN di masa lalu dengan melindungi minoritas," katanya.

Tujuan ketiga, mengajak masyarakat untuk bersatu dan tidak apolitis serta menghindari mufakat jahat dalam memperoleh kekuasaan. "Generasi muda jangan takut untuk mengatakan yang salah adalah salah," katanya.

"Itu menjadi pelajaran bagi kita untuk tidak mengulangi di masa depan. Selain itu, kita harus bersatu demi kepentingan bangsa yang lebih besar dan tak terjebak dalam dendam yang bisa saja membuat kita terbelah," tegasnya. (bob/Tribunjatim.com)

Berita Terkini