Saat ini, Filipina melaporkan adanya 2.311 kasus infeksi penyakit bernama Covid-19 itu, dengan 96 di antatanya dinyatakan meninggal.
Pemerintah menyatakan, mereka baru saja memulai peningkatan tes sehingga angka penularan karena Covid-19 diperkirakan terus bertambah.
• Ahmad Dhani Tak Sempat Dengar Single Baru The Virgin, Kini Rilis saat Corona, Mita: Gak Direncanain
• Penampilan Beda Drastis Roro Fitria Bebas dari Penjara, Mantap Berhijrah: Saya Bisa Menemukan Tuhan
Duterte, yang berkuasa pada 2016, dikenal karena perkataan tajam dan tindakan kontroversialnya dalam memerangi peredaran narkoba.
Tetapi, oposisi menuding perang anti-narkoba mantan Wali Kota Davao hanya menyasar kalangan bawah, dengan orang kaya dan berkuasa tak tersentuh.
Tak pelak, ucapan sang presiden untuk menembak mati para perusuh menimbulkan kecaman, seraya aktivis HAM mendesak Manila menyediakan bantuan dari pada ancaman.
Dalam pernyataannya, Amnesty International Filipina menyayangkan mengapa presiden 75 tahun itu malah menugaskan penegak hukum untuk membunuh pembuat onar.
"Penggunaan kekuatan mematikan dan tak terkontrol tidak seharusnya menjadi metode di tengah menyebarnya virus Corona," tegas Amnesty International.
Seperti biasa, jika presiden yang akrab disapa Digong itu mengucapkan kalimat kontroversial, bawahannya langsung memberikan klarifikasi.
Kepala Kepolisian Archie Gamboa menerangkan, sudah tentu dia tidak akan memerintahkan bawahannya untuk membunuh setiap perusuh saat lockdown.
"Kemungkinan presiden hanya menekankan kepada perlunya penguatan penerapan hukum di tengah krisis seperti ini," kata Gamboa.
Karantina massal yang berefek kepada 12 juta orang di Manila menyebabkan hampir semua lini bisnis, hingga kegiatan kebudayaan terpaksa ditiadakan.
• Update Penyebaran Virus Corona, 20 Negara Sudah Terkontaminasi, Terbaru Filipina dan India
• Okupansi Golden Tulip Hotel Kota Batu Turun Drastis Imbas Corona, Tebar Diskon 50 Persen Jadi Solusi
Presiden Duterte Ancam Warga Filipina Pelanggar Lockdown, Tak Segan Tembak Mati, Gandeng Militer
Dilansir dari Tribunnews.com (grup TribunJatim.com ), Rodrigo Duterte selaku Presiden Filipina akan menugaskan polisi militer untuk menembak masyarakat pelanggar lockdown.
Ancaman atau sanksi ini merujuk pada kebijakan lockdown yang berlaku selama sebulan di Pulau Luzon, Filipina.
"Biarkan ini menjadi peringatan bagi semua."