Virus Corona di Tulungagung

Korda BPNT Tulungagung Bantah Bantuan yang Disalurkan ke Warga Kurang dari Rp 200.000 per Paket

Penulis: David Yohanes
Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Paket Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang diterima warga Tulungagung, Jumat (17/4/2020).

Laporan Wartawan TribunJatim.com, David Yohanes

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Koordinator Daerah (Korda) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Tulungagung, Arsoni Pradityo, memastikan, bantuan dari pemerintah pusat senilai Rp 200.000 per orang.

Hal ini diungkapkan Arsoni Pradityo, menanggapi dugaan warga, bahwa nilai BPNT kurang dari Rp 200.000.

Dalam penjelasannya, saat ini beras yang digunakan diubah dari kualitas medium menjadi premium dan diambil dari Bulog.

Beras tersebut aslinya dalam kemasan 50 kilogram, kemudian dikemas menjadi 12,5 kilogram di agen yang ditunjuk.

Paket Bantuan Pangan Non Tunai Dipertanyakan Warga Tulungagung, Nilai Diduga Kurang dari Rp 200.000

Pemkab Kediri Sediakan Tempat Isolasi dan Observasi untuk Pemudik, Tersebar di Tiga Wilayah

“Kemasan tanpa cap yang diterima Keluarga Penerima Manfaat (KPM) karena beras dikemas ulang,” terang Arsoni Pradityo, Minggu (19/4/2020).

Beras dari Bulog ini seharga Rp 10.600 per kilogram, namun ada bianya pengemasan, distribusi dan keuntungan suplayer sehingga ada kenaikan Rp 900.000.

Tiba di agen, beras ini menjadi seharga Rp 11.500 per kilogram.

Agen kemudian menjual Rp 12.000 per kilogram, atau selisih Rp 500 per kilogram untuk keuntungannya.

“Khusus untuk telur, memang ada kesulitan pengadaan untuk memenuhi 50.000 KPM,” lanjut Arsoni Pradityo.

Bantu Warga Terdampak Pandemi Covid-19, Polres Tulungagung Dirikan Dapur Umum, Masak 200 Nasi Kotak

Surat Edaran Menteri Agama Jadi Acuan, Warga Blitar Diminta Salat Tarawih di Rumah Selama Ramadan

Arsoni Pradityo mengaku menggandeng pihak ke-3 untuk menyuplai kebutuhkan telur BPNT.

Kendala lainnya, harga telur juga terus mengalami perubahan.

Paket Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang diterima warga Tulungagung, Jumat (17/4/2020). (TRIBUNJATIM.COM/DAVID YOHANES)

Padahal dari tingkat peternak ke suplayer, hingga ke agen dan diterimakan ke KPM butuh waktu sekitar 7 hari.

“Karena itu, saat barang diterimakan ke KPM, harganya belum tentu harga hari itu,” ungkapnya.

Jika saat pembelian harga telur sedang rendah, suplayer akan menambah jumlah telur yang dibagikan.

Harga Ayam Potong Turun Drastis Rp 6000/Kg, Peternak di Madiun Bangkrut sampai Beri Gratis ke Warga

BREAKING NEWS - RESMI Surabaya, Sidoarjo dan Gresik Bakal Terapkan PSBB, Cegah Penyebaran Covid-19

Halaman
12

Berita Terkini