Laporan Wartawan TribunJatim.com, Khairul Amin
TRIBUNJATIM.COM - Pelatih Persik Kediri, Joko Susilo, memiliki kiat tersendiri agar kasus narkotika yang menimpa kiper klub PS Hizbul Wathan ( PSHW ), Choirun Nasirin, tidak terulang.
Satu di antara kiat yang harus dilakukan, dikatakan pelatih yang akrab disapa Gethuk itu, adalah berani bilang tidak, baik pada teman atau bahkan saudara yang coba membujuk rayu agar mencoba serbuk haram tersebut.
"Saya punya saran dan ini sangat efektif. Berani bilang tidak sejak mulai awal. Biar tidak terus dibujuk teman atau biar tidak ada perasaan tidak enak (solidaritas) sama teman," terang Gethuk pada TribunJatim.com, Senin (18/5/2020).
• Persik Kediri Pilih Memaksimalkan Grup WhatsApp untuk Jaga Kebugaran Pemain saat Kompetisi Mandek
• Meski Hak Komersial Cair, Arema FC Masih Harus Putar Otak Cari Tambahan untuk Gaji Pemain & Official
Sikap ini disampaikan Gethuk sangat penting.
Pasalnya, banyak kasus pemain sepak bola terjerat narkotika akibat awalnya tidak enak menolak ajakan teman atau kerabat dekat.
"Dulu banyak pemain kena narkoba karena pergaulan dan gak enak sesama teman. Semacam menghargai (ajakan teman) saja, dan akhirnya terjerumus," kata pelatih asal Cepu, Jawa Tengah itu.
Sebelumnya, Choirun Nasirin bersama tiga rekannya yang saat ini berstatus tersangka ditangkap di salah satu hotel di kawasan Sedati, Sidoarjo, Jawa Timur pada Minggu (17/5/2020).
• Soal Kelanjutan Kompetisi Liga 1 2020, Dua Penggawa Persela Lamongan Pilih Ikuti Keputusan PSSI
• Jadi Mood Booster, Ini Kopi Favorit Penyerang Persebaya Patrich Wanggai, Biasa Minum 2 Gelas Sehari
Polisi menemukan 7 paket narkotika jenis sabu (methapetamine) dengan berat total 5,3 kg.
Tak hanya harus mendekam di dalam jeruji besi, akibat perbuatannya itu, kiper 30 tahun asal Sidoarjo tersebut juga sudah dipecat oleh tim yang saat ini dibelanya, PS Hizbul Wathan.
Editor: Dwi Prastika