Virus Corona di Indonesia

Demi Bisa Nikahi Pujaan Hati, Pria Asal Bojonegoro Rela Dikarantina di Sekolah TK Desa Calon Istri

Penulis: Ficca Ayu Saraswaty
Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Edy merupakan warga asal Bojonegoro, Jawa Timur. Ia berniat mempersunting seorang warga Kelurahan Pengasih, Kapanewon Pengasih, Kulon Progo, DI Yogyakarta. Edy diisolasi warga sebelum melangsungkan pernikahan di wilayah mereka.

TRIBUNJATIM.COM, KULON PROGO - Demi bisa mempersunting pujaan hatinya, Edy, pria asal Bojonegoro rela dikarantina di sekolah desa calon istri.

Rencananya pernikahan akan dilangsungkan di Jamus pada 3 Juni 2020 mendatang.

Sejatinya, semua telah direncanakan jauh hari, bahkan matang sebelum pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Situasi cepat berubah. Semua rencana kini harus menyesuaikan pandemi yang berkepanjangan.

Termasuk di antaranya, karyawan perusahaan swasta di Sukoharjo, Jawa Tengah itu harus menjalani karantina sebelum menjalani pernikahan.

“Karena memang sudah aturannya dan harus melalui seperti ini, saya ikuti saja,” kata Edy berbicara dari kejauhan, Senin (18/5/2020).

Simak kisah selengkapnya di bawah ini!

Ingat Rangga Sasana Sunda Empire? Kini Masuk Ruang Tahanan Isolasi, Kuasa Hukum: Dia Mau Buat Buku

Unggah Foto Petugas Pakai APD Antar Peti Kecil, Hati Najwa Shihab Amblas, Surga Menantimu Dek Bayi

Perketat PSBB Malang Raya, Satpol PP Bakal Segel Toko Bukan Penyedia Bahan Pangan yang Bandel Buka

Edy merupakan warga asal Bojonegoro, Jawa Timur. Ia berniat mempersunting seorang warga Kelurahan Pengasih, Kapanewon Pengasih, Kulon Progo, DI Yogyakarta. Edy diisolasi warga sebelum melangsungkan pernikahan di wilayah mereka. (KOMPAS.COM/DANI JULIUS)

Dikutip dari Kompas.com (TribunJatim.com Network ), warga asal Bojonegoro, Jawa Timur, Edy (27) berniat mempersunting wanita pujaan hatinya asal Pedukuhan Jamus, Kalurahan Pengasih, Kapanewon Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Edy berangkat dari Sukoharjo dan tiba di Jamus pada hari Minggu (17/5/2020) malam.

Ia langsung masuk ke bangunan karantina yang berada dalam komplek sekolah TK Pamardi Putra 3 Pengasih. 

Komplek terdiri dari dua bangunan, yang lama di depan, sedangkan yang baru di belakang.

Bangunan baru terdiri tiga ruang, plus satu ruang UKS, dan kamar mandi di luar.

Tiap ruang tersedia tikar dan kasur. Edy menempati satu ruang di sana.

Anak Semata Wayang Inul Daratista Ulang Tahun, Istri Adam Suseno: Tumbuhlah Besar Jadi Lelaki Hebat

Raffi Ahmad Ungkap Keganjilan saat Geledah Rumah Mewah Muzdalifah, Lihat Hantu & Temukan Benda Aneh

Tren Pertambahan Kasus Covid-19 Landai saat Penerapan PSBB Malang Raya, Gugus Tugas: Beri Harapan

Ketua Desa Tangguh Bencana (Destana) Kalurahan Pengasih, Indarto mengungkapkan, mereka yang datang dari luar wilayah mesti menjalani isolasi seperti ini, baik mandiri di rumah maupun seperti Edy, di sekolah TK.

Indarto menerangkan, isolasi ini penting untuk mengantisipasi virus Corona menjangkiti warga.

“Warga waspada,” kata Indarto.

Destana Pengasih mencatat banyak orang datang masuk kelurahan di tengah pandemi seperti ini.

Warga mengantisipasi potensi penularan Corona dengan menerapkan isolasi mandiri.

Mereka yang tidak memiliki ruang untuk isolasi mandiri akan menjalani karantina yang disediakan Destana di TK ini, seperti yang dijalani Edy.

Destana juga membangun pos utama sebagai sentral koordinasi untuk menanggulangi Covid-19 masuk semua wilayah Pengasih.

Pos kebetulan berdiri depan sekolah TK ini.

“Kalau ada pendatang, warga melapor ke kami, kami datang dan mengedukasi agar mereka melakukan isolasi mandiri. Mereka membuat surat pernyataan sedia isolasi mandiri,” kata Indarto.

Lebaran Stylish Pakai Turban Tanpa Beli-beli Ala Fashion Enthusiast Surabaya, Gini Tips & Triknya

Irwan Mussry Pernah Jadi Bucin, Maia Bongkar Romantisnya Suami saat Pacaran: Demi Yayangnya dan Al

Pemerintah Tunda Pengumuman Penyelenggaraan Ibadah Haji 2020 Hingga 1 Juni Mendatang

Setelah dua pekan, mereka baru bisa berinterinteraksi dengan masyarakat Pengasih.

Destana juga melibatkan petugas medis dan Babinsa untuk memastikan kesehatan mereka yang isolasi di TK maupun isolasi mandiri. 

Sampai sekarang, sudah tiga orang menjalani isolasi di TK ini.

Yang pertama adalah pemudik dari Jakarta masuk ke Pedukuhan Ngento, Pengasih. Warga Mengisolasi dia di TK hingga dua pekan. 

Kedua, warga asal Serut yang kehilangan pekerjaan di Semarang.

Ia sudah menjalani 9 hari isolasi di sini.

“Kemudian pemuda asal Bojonegoro ini, baru masuk semalam,” kata Indarto.

Pemuda ini tetap berniat melangsungkan pernikahan sesuai tanggal yang direncanakan.

Sebelum semuanya berlangsung, ia mesti menjalani isolasi di Jamus.

“Dan dia ini warga yang mau bekerja sama baik,” Indarto.

(Kompas.com/ Dani Julius Zebua)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Demi Ijab Kabul, Pemuda Ini Rela Dikarantina di Desa Calon Istri"

Berita Terkini