Khofifah Soroti Angka Covid-19 di Surabaya, Risma Beber Strategi, Target Kasus Positif Reda di Juli

Penulis: Fatimatuz Zahroh
Editor: Adi Sasono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan PSBB Malang Raya tidak diperpanjang, Rabu (27/5/2020) malam.

 Laporan wartawan TribunJatim.com, Fatimatus Zahroh

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyoroti penanganan Covid-19 Kota Surabaya sehingga menempatkan Kota Pahlawan ini di urutan tertinggi se-Indonesia untuk jumlah kasus terkonfirmasi. 

Selain itu, Kota Surabaya, kata Khofifah Indar Parawansa, menempati urutan terendah untuk recovery rate atau tingkat kesembuhan Covid-19.

Untuk jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19, di antara 15 kota besar se-Indonesia Kota Surabaya menempati urutan tertinggi di atas Kota Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Kota Makassar.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Puji Solidaritas Masyarakat Malang Raya dalam Menghadapi Covid-19

Jawa Timur Punya Mobil Tes PCR Keliling, Gubernur Khofifah: Kita Bisa Atasi Antrean Sample Covid-19

Tangis Haru Risma Dapat Bantuan Ambulans & Uji Swab dari BIN di Surabaya: Semoga Corona Bisa Selesai

“Di antara kota-kota besar di Indonesia, Kota Surabaya terendah recovery rate-nya, Kota Semarang menempati urutan tertinggi,” kata Gubernur Khofifah saat konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Kamis (28/5/2020) malam.

Dari data yang disampaikan Khofifah, per tanggal 27 Mei 2020, recovery rate pasien Covid-19 di Kota Surabaya hanya 8,8 persen. Kota Surabaya ada di urutan terendah dari 15 kota besar di Indonesia itu.

Untuk Kota Semarang yang menempati urutan tertinggi tingkat kesembuhan pasien Covid-19 nya mencapai 64,1 persen.

Di urutan kedua ada Kota Makassar yang recovery rate nya 48,8 persen. Sedangkan di urutan ketiga ada Kota Tangerang dengan tingkat kesembuhan pasien Covid-19 nya di angka 46,4 persen.

“Meski kita tahu bahwa tenaga kesehatan kita terus bergerak tak kenal lelah untuk menyembuhkan pasien Covid-19, namun saya ingin sampaikan bahwa kita harus bergerak seperti Kota Semarang,” kata Khofifah.

Risma Irit Bicara Soal New Normal di Surabaya, Lebih Fokus Tangani Covid-19: Belum Saatnya Ngomong

Warga Simomulyo Baru Terapkan New Normal Melalui Gerakan Belanja ke Tetangga (GBT)

DPRD Siap Bahas Regulasi New Normal di Surabaya Bareng Pemkot, Songsong Tatanan Hidup Baru

Mantan Menteri Sosial RI ini mengatakan bahwa masyarakat Kota Surabaya harus kembali diajak untuk meningkatkan kedisiplinan.

Mulai dalam hal mengenakan masker, menjaga jarak physical distancing, tidak berkerumun dan menerapkan pola hidup sehat.

Pasalnya maksimalisasi tim kesehatan tidak akan ada habisnya jika tanpa diikuti dengan kedisiplinan dari masyarakat Kota Surabaya.

“Data ini kami sampaikan sebagai ajakan mengingatkan masyarakat bahwa vaksin untuk Covid-19 ini belum ditemukan. Maka vaksin yang paling ampuh hari ini adalah kedisiplinan,” katanya.

Berbagai ikhtiar sudah dilakukan oleh pemerintah daerah, tenaga kesehatan, bahkan support dari pemerintah pusat juga tak henti diberikan untuk membantu penanganan Covid-19 di Jatim khususnya di Kota Surabaya.

Sehingga support dari masyarakat untuk menghentikan penyebaran Covid-19 harus dilakukan dengan maksimal.

Sedangkan per hari ini, Kamis (28/5/2020), dikatakan Khofifah bahwa penambahan kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Surabaya mencapai 84 orang.

Sehingga jumlah total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Surabaya per Kamis (28/5/2020) mencapai 2.300 orang. Dengan total pasien sembuh 199 orang dan yang meninggal sebanyak 202 orang.

Sedangkan untuk skala Jawa Timur, tambahan kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 per hari ini ada sebanyak 159 orang.

Sehingga total kasus positif Covid-19 di Jatim hari ini mencapai 4.271 kasus. Dengan total pasien sembuh sebanyak 570 orang dan pasien meninggal sebanyak 348 orang.

Risma Gencar Tracing dan Rapid Test

Di luar kritik yang disampaikan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tetap menjalankan agenda penanganan Covid-19 berikut target yang sudah ditetapkan hingga Juli 2020. 

Risma menyebut, skenario Pemkot Surabaya akan diterapkan secara ketat dan ia berharap Juli 2020, kasus positif Covid-19 sudah mereda.

"Insyaallah kita bisa," kata Risma, Kamis (28/5/2020).

Untuk diketahui, sejak beberapa waktu lalu, Pemkot Surabaya telah menggencarkan tracing hingga rapid test bahkan juga swab test. Hal itu merupakan bagian dari upaya memutus penyebaran virus corona di Surabaya.

Risma mengatakan pihaknya sudah mengantongi data baik kasus sebaran hingga jadwal penanganan yang disiapkan.

Artinya ketika seseorang telah didata oleh Pemkot, jadwal pemeriksaan seperti rapid test maupun swab test telah dihitung sedemikian rupa.

Sehingga, menurut Risma, jika mengacu pada catatan itu, pihaknya yakin dapat segera melakukan berbagai upaya untuk memutus mata rantai tersebut.

Namun nampaknya Risma tak mau sesumbar. Sebab dia mengatakan, hal itu juga membuatnya harus berpacu dengan waktu, dengan harapan dapat mengakhiri pandemi ini.

"Kami punya datanya, data orangnya dari tracing itu," tambahnya.

Dari data yang dimiliki Pemkot saat ini, Risma mengungkapkan masih dalam klaster yang telah tercatat.

Belum ada temuan kasus yang keluar dari catatan tersebut. "Kalau keluar ini yang bahaya, berarti ada klaster baru ini yang harus kita cari," pungkasnya.

Dengan alasan masih fokus pada mengoptimalkan pelaksanaan agenda itu, Risma enggan berkomentar soal persiapan new normal.

"Saya harus tahu progres ini (perkembangan kasus Covid-19 di Surabaya)," kata Risma saat ditemui, Kamis (28/5/2020).

Sejauh ini Risma irit bicara ketika dimintai tanggapan perihal konsep dalam menyongsong tatanan kehidupan baru di tengah pandemi di Surabaya.

Risma mengatakan dirinya masih menghormati para tenaga medis yang tengah berjuang di Surabaya.

Meski begitu, dia menegaskan bukan berarti dirinya tanpa persiapan konsep bila nanti Surabaya menerapkan new normal.

Konsep itu bahkan bertahap telah disiapkan lengkap di berbagai lini, misalnya di sektor pendidikan hingga transportasi di Surabaya.

Selain itu, dia mengaku sudah memikirkan betul bagaimana cara membuat perekonomian warga berputar meski di tengah pandemi.

Sebab, tak dimungkiri wabah Covid-19 ini membuat ekonomi warga terpukul.

Kata Risma, membuat perekonomian warga tetap berputar di tengah pandemi tak mudah.

Risma mengaku masih terus memikirkan betul cara yang tepat bila new normal benar-benar sudah diterapkan.

Namun, Risma menolak mengungkapkan strategi new normal untuk Surabaya. "Belum saatnya saya ngomong," kata Risma.

New normal atau tatanan kehidupan baru menjadi istilah populer saat ini ditengah pandemi Covid-19. Sebab, beberapa waktu lalu hal itu langsung diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo.

Presiden Jokowi meminta agar masyarakat bisa berdampingan dan menyesuaikan dengan virus corona ini.

Meskipun upaya mencegah penularan tetap harus dilaksanakan dengan disiplin. Protokol kesehatan wajib terus diperhatikan di tengah wabah virus corona ini.

Berita Terkini