Virus Corona di Surabaya

Tolak PSBB Diterapkan Kembali, PSI Dorong Pemkot Surabaya Beli Mesin PCR

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota DPRD Kota Surabaya, Josiah Michael

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Anggota DPRD Kota Surabaya, Josiah Michael menilai tidak tepat jika Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan kembali di Kota Surabaya karena akan membuat semakin terpuruknya ekonomi.

Hal tersebut untuk menanggapi mencuatnya kembali wacana PSBB seiring terus meningkatnya angka penularan Covid-19 di Kota Surabaya.

Menurut Josiah, dari pada PSBB, Pemkot Surabaya bisa mencoba penanganan-penangan lain yang lebih tepat.

"Beberapa usulan kami mengenai micro lockdown telah dilakukan oleh pemkot dalam versi kampung tangguh wani jogo Suroboyo," kata Josiah, Kamis (18/6/2020).

Intelijen AS Bongkar Kebohongan Militer China, Fakta Aib Perang Lawan India, Xi Jinping Malu

Pernah Jadi Incaran Indonesia, Kapal Gowind Class Buatan Prancis Jadi Aib Malaysia, Ini Kondisinya!

Ketua DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Surabaya ini juga menilai Pemkot Surabaya perlu menggenjot lagi tes PCR (Polymerase Chain Reaction) bukannya rapid test.

"Pakai swab test jangan rapid test, karena tingkat akurasinya beda. Saya sudah usulkan untuk menambah minimal 3 mesin PCR atau kalau memang terlalu mahal, bisa menggunakan mesin modifikasi mesin test TBC yang lebih murah," lanjutnya.

Namun begitu melihat Pemkot Surabaya yang telah menganggarkan Rp 196 Miliar untuk penanganan Covid-19 selama dua bulan, menurut Josiah bukan suatu hal yang berat untuk membeli mesin PCR dengan harga Rp 6 miliar per item.

Kakanwil Jatim Minta Penghuni Rutan Kelas IIB Sumenep Segera Dirapid Test, Demi Cegah Covid-19

HUT ke-93 Persebaya Surabaya, Aji Santoso Minta Bonek Makin Kompak dan Kreatif

Josiah menjelaskan, jumlah test PCR yang menjadi syarat minimal WHO adalah 1/1000 penduduk per Minggu.

Jika jumlah penduduk Surabaya saat ini 3,1 juta artinya Surabaya harus bisa melakukan test PCR kepada 3.100 penduduk nya selama satu pekan.

"Bisa lah Pemkot Surabaya kalau beli mesin 3 PCR seharga Rp 18 miliar," lanjutnya.

Selain menambah mesin PCR, Pemkot Surabaya lanjut Josiah juga harus masif melakukan sosialisasi terkait isolasi mandiri.

"Kita bisa melihat sepertinya masyarakat tidak paham mengenai tata cara isolasi mandiri yang benar, sehingga penularan dalam keluarga juga menjadi faktor yang besar" ucap Josiah.

Penyebab Ahmad Dhani Klepek-klepek ke Mulan, 1 Hal Paling Khas, Mulan Geli, Ashanty: Ya Allah

Azriel Dijanjikan Hal Ini Oleh Andre Taulany, Ashanty Geram, Raffi Ahmad: Wah Berantem Nih

Menurut Josiah, Pemkot Surabaya harus berhati-hati dengan para Orang Tanpa Gejala (OTG) yang justru berpeluang besar menularkan Covid 19.

Sehingga tes PCR secara masif akan mempermudah mengidentifikasi para OTG di Surabaya untuk selanjutnya dilakukan isolasi.

"Dengan adanya test secara masif ini tentu akan meningkatkan angka positif, tapi kita tidak perlu kuatir, karena dengan di ketahui sejak dini maka bisa segera dilakukan tindakan penangananya dan kedepannya tidak akan melonjak lagi karena angka pasti penderita sudah kita dapat," tutupnya.

Berita Terkini