Laporan Wartawan TribunJatim.com, David Yohanes
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Jembatan penghubung Desa Pucangan dan Desa Karanganom, Kecamatan Kauman, Tulungagung, nyaris ambruk.
Pada bagian barat jembatan beton ini terlihat bagian yang ambles dan ada lubang menganga.
Sementara di bagian pondasi sisi barat juga terlihat retakan memanjang dari dasar sungai, hingga ke arah badan jembatan.
Warga memasang papan peringatan larangan melintas di kedua sisi jembatan.
Warga Desa Pucangan yang ada di bagian barat juga berusaha membangun jembatan bambu di atas jembatan yang ambles.
"Mobil dilarang total untuk melintas. Kami buat jembatan bambu di atasnya, supaya sepeda motor dan pejalan kaki bisa melintas," ujar Ketua RT 1/RW 1 Dusun Krajan, Desa Pucangan, Subirman, Kamis (25/6/2020).
• Jalur Pansela Trenggalek-Tulungagung Mulai Digarap, Akan Ada Rest Area dengan Pemandangan Indah Laut
• Pantai Gemah Tulungagung Dibuka, Wisatawan Bersuhu Tinggi Dilarang Masuk, Tinggal di Pos Kesehatan
Subirman mengungkapkan, jembatan ini merupakan akses utama antardesa, dan biasa dilalui truk engkel.
Sebelumnya sudah ada retakan pada pondasi jembatan sisi barat, karena terkikis aliran sungai.
Namun pada dua minggu lalu, selepas hujan lebat, jembatan ambles.
"Setelah dilalui truk, tiba-tiba muncul lubang di aspal jembatan. Akhirnya kami tutup total untuk keselamatan warga," ucap Subirman.
Jembatan ini biasanya dipakai melintas anak-anak sekolah ke SMPN 2 Kauman.
• 3 Wisata Pantai Tulungagung Ini Sudah Buka di Tengah Pandemi Covid-19, Begini Penjelasan Gugus Tugas
• UPDATE CORONA di Kabupaten Kediri Rabu 24 Juni 2020, Klaster Baru Tambah Satu Kasus Positif Covid-19
Jika tanpa jembatan ini, para siswa harus memutar sejauh 5 kilometer.
Karena itu warga memanfaatkan pondasi tengah jembatan yang masih kokoh, untuk menjadi tumpuan jembatan bambu.
"Kasihan anak-anak kalau nanti mulai sekolah. Warga yang akan belanja juga terlalu jauh kalau harus memutar," sambung Subirman.
Pembangunan jembatan bambu ini dilakukan swadaya masyarakat.
Masih menurut Subirman, sebenarnya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) sudah memantau jembatan ini.
• Data Ganda Jadi Potensi Kerawanan Verifikasi Faktual Dukungan Calon Perseorangan Pilwali Blitar 2020
Namun ia yakin, proses pembangunan masih lama.
"Kami kan tidak tahu kapan akan dibangun. Karena itu kami bangun jembatan bambu ini agar bisa difungsikan sampai nanti dibangun," ucapnya.
Plt Kepala Dinas PUPR Tulungagung, Robinson Nadeak, mengaku sudah melakukan survei ke jembatan itu.
Menurutnya, jembatan ambles karena pondasi sisi barat digerus aliran sungai di bawahnya.
Kondisi ini mengurangi kekuatan pondasi, apalagi setiap hari dilewati truk.
• Wali Kota Maidi Bentuk Tim 27 untuk Jadikan Sungai di Kota Madiun Selalu Bersih
• Presiden Jokowi dan Wali Kota Malang Targetkan Penurunan Kasus Covid-19 dalam Dua Pekan
"Lama-kelamaan jembatan tidak kuat menerima pembebanan, kemudian retak dan ambles," terang Robinson.
Temuan ini sudah dianalisa dan akan disampaikan ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda).
PUPR akan mengusulkan proses perbaikannya kepada Bappeda.
Kepastian waktu perbaikan sepenuhnya akan ditentukan oleh Bappeda.
"Apakah mungkin PAK (Perubahan Anggaran Keuangan), atau mungkin APBD murni tahun depan. Semua Bappeda yang menentukan," pungkas Robinson.
Editor: Dwi Prastika