TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Santri Ponpes Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo mulai berdatangan ke pesantren dua hari ini, Rabu (24/6/2020) dan Kamis (25/6/2020).
Mereka memang dijadwal bergantian. Rabu merupakan jadwal santri putri, sedangkan Kamis giliran santri putra yang waktunya datang kembali ke pesantren asuhan KH Agoes Ali Masyhuri tersebut.
"Ada alur yang telah disiapkan untuk menyambut kedatangan para santri," kata Aria Muhammad Ali atau Gus Aria, Ketua Yayasan Bumi Shalawat Progresif.
• Warkop di Sidoarjo Belum Taati Protokol Covid-19, Warga Bandel Nongkrong Abaikan Physical Distancing
• PKB Tanpa Penjaringan Calon di Pilkada Sidoarjo 2020, Andalkan Rekomendasi, Partai Lain Juga Ikut
• Lagi, 9 orang Tenaga Medis Sidoarjo Harus Jalani Perawatan, Terpapar Covid-19
Para santri yang datang harus melalui screening tiga lapis. Pertama, sebelum balik mereka harus menjalani isolasi mandiri di ruma selama 14 hari. Kemudian membawa surat sehat dari dokter saat hendak balik ke pesantren.
"Sesampai di pesantren, semua santri juga harus menjalani screening dan pemeriksaan oleh tim dokter yang telah disiapkan," ujar Gus Arya.
Pemeriksaan atau screening itu berjalan sangat ketat. Terbukti, selama dua hari ini ada beberapa santri yang tidak diperkenankan balik ke pondok karena tidak lolos check up.
"New normal adalah kesempatan terbaik untuk beradaptasi dengan kondisim ini adalah tantangan zaman yang harua kita hadapi bersama," kata Gus Arya.
Di pesanren sendiri, sejak jauh hari sudah dipersiapkan sejumlah hal. Sarana dan prasana untuk protokol kesehatan, serta persiapan beberapa sistem di pesantren untuk menyambut era normal baru.
Perlengkapan di pesantren, seperti pemasangan tempat cuci tangan, hand sanitizer, dan beberapa sarpras sesuai protokol kesehatan telah disiapkan. Area pesantren juga disemprot desinfektan.
Aturan jaga jarak juga menjadi perhatian. Di masjid, jarak diatur. Ruang kelas juga ditata sesuai prinsip physical distancing. Tak hanya santri, para guru atau ustad ustadzah dan semua karyawan wajib menjalankan protokol kesehatan.
Memurut Gus Arya, ada beberapa kegiatan santri selama dua minggu pertama di pesantren. Saat awal, dilakukan isolasi lanjutan di asrama. Kegiatan fokus pada kegiatan pesantren seperti salat jamaah, mengaji. Sementara kegiatan belajar mengajar sekolah formal tetap dilakukan secara daring.
"Santri yang belum berada di pondok, baik itu yang belum memungkinkan kembali, atau tidak diperkenankan kembali karena belum memenuhi kriteria persyaratan masuk pondok, tetap mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah secara daring," urainya