Sadar dirinya menjadi korban aksi kejahatan jambret, Nursanti berteriak untuk memantik perhatian pengendara lain atau para warga di sepanjang jalan itu.
Namun anehnya, dua pengendara motor yang melaju di depan dan di belakang motornya, ternyata tak merespon teriakan Nursanti.
Justru makin aneh, saat Nursanti, yang saat itu dibonceng oleh calon suaminya berupaya mengejar.
Motor-motor itu tidak menggubris. Bahkan motor yang ada di belakang motor korban, sontak mendahului laju motor korban, dan bermanuver zig-zag, bermaksud menghalangi upaya korban mengejar pelaku.
"Ketika saya teriak jambret 2 orang di belakangnya tidak mengejar malah seakan menghalangi kami," tuturnya.
Kendati para pelaku itu berkomplot untuk menghalangi upaya itu. Pengejaran terhadap enam bandit itu, lanjut Nursanti, terus diupayakannya.
"Kami sempat mengejar sampai di rel kereta api namun di lampu merah yg dekat kampus Politeknik indonesia pelaku sudah menghilang," ujarnya.
"Kami berasumsi bahwa pelaku melarikan diri dengan belok ke kanan (belakang marvel city)," tambahnya.
Akibat kejadian itu, Nursanti mengaku dirinya sempat mengalami trauma.
Ia juga telah melaporkan kejadian itu ke Mapolsek Wonokromo dengan nomor laporan polisi No: LP/B/../IV/2020/Jatim/Restabes SBY/wnkm, pada hari Senin, 22 Juni 2020, pukul 23.45 WIB.
Ia berharap para pelaku lekas dibekuk sehingga tidak ada lagi korban kejahatan serupa.
"Saya sebenarnya tidak memikirkan kerugian. Saya hanya ingin pelaku segera ditangkap, sehingga tidak ada lagi korban selanjutnya," pungkasnya.
Penulis: Luhur Pambudi
Editor: Heftys Suud