Hari Raya Idul Adha 2020

Berkurban saat Pandemi Covid-19, Muhammadiyah Jatim Sarankan Kelompok Penyembelihan Diperkecil

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekretaris PW Muhammadiyah Jatim, Tamhid Mayshudi.

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - PW Muhammadiyah Jawa Timur menyarankan umat muslim agar melakukan penyembelihan hewan kurban dengan kelompok yang lebih kecil dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Hal ini untuk meminimalisasi adanya kerumunan sebagai bentuk pencegahan penularan Covid-19.

Wali Kota Malang Belum Izinkan Tempat Hiburan Malam Beroperasi Saat Masa Transisi

BREAKING NEWS - Cium Bau Busuk, Warga Trenggalek Geger Temukan Mayat Bayi Dibungkus Kresek

"Misalnya saja penyembelihan bisa dilakukan di lingkungan keluarga. Jangan mengumpul kemudian garap bareng. Karena kita tidak tahu siapa yang membawa virus sehingga bisa menularkan ke jemaah yang lain," kata Sekretaris PW Muhammadiyah Jatim, Tahmid Mayshudi, Sabtu (25/7/2020).

Selain menjaga jarak penyembelih juga harus menjaga protokol kesehatan dan orang yang menyembelih harus benar-benar sehat dan tidak ada indikasi sakit.

Revisi PKPU Tinggal Tunggu DPR, Kans Gus Ipul Maju Pilkada Kota Pasuruan Kian Besar

Peduli Pekerja Seni, Wali Kota Mojokerto Luncurkan Program Pengamen Tangguh

"Daging yang disembelih kemudian dibagikan harus dalam keadaan bersih dan penerima daging kurban diharapkan segera dimasak, agar bisa menghindari penyebaran Covid-19," lanjutnya.

Muhammadiyah sendiri, lanjut Tahmid menyelenggarakan korban bersama dengan mengumpulkan hewan kurban dari jemaah yang ingin berkurban melalui Lazismu (Lembaga Zakat Infaq dan Shodaqoh Muhamadiyah).

"Hewan kurbannya dijadikan satu dan disembelih di RPH yang terakreditasi di setiap kabupaten kota," kata Tahmid.

Gadis 16 Tahun Jadi Terduga Pelaku Kasus Mayat Bayi dalam Kresek, Diamankan di Mapolres Trenggalek

Ibu Mayat Bayi dalam Bungkus Kresek Diduga Cucu Pemilik Rumah, Kades Sukosari: Penghuni Kamar

"Setelah dari RPH kita bawa ke pabrik kemudian dijadikan rendang, kornet, soto, rawon lalu dikalengkan beserta nasi yang bisa bertahan setahun," lanjutnya.

Nantinya makanan kaleng tersebut bisa disalurkan untuk bantuan kebencanaan baik bencana alam maupun penanganan Covid-19.

Berita Terkini