Pilkada Surabaya

PKB Jatim: Didukung NU Bersama Mayoritas Partai, Machfud Arifin Harus Menang di Pilkada Surabaya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bakal Calon Wali Kota Surabaya, Machfud Arifin (MA) membahas pembangunan kota dan pasar di Surabaya saat menghadiri Harlah ke-22 PKB di kantor PKB Ketintang Surabaya, Sabtu (1/8/2020).

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Bobby Constantine

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ) Jawa Timur menegaskan Pilkada Surabaya 2020 masuk prioritas untuk dimenangkan.

PKB bahkan menyebut dukungan Nahdlatul Ulama (NU) telah mereka peroleh.

Hal ini disampaikan Wakil Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB Jawa Timur, Anik Maslachah.

Menurutnya, mayoritas kiai NU telah mendukung Bakal Calon Wali Kota Surabaya yang diusung partainya, Machfud Arifin.

"Jajaran kiai NU hampir 100 persen (mendukung). Kalau sudah demikian maka harus bersama membuat NU menang," kata Anik Maslachah di Surabaya, Senin (3/8/2020).

Selain dukungan NU, Machfud Arifin juga didukung koalisi delapan partai. Apabila membandingkan dengan hasil Pemilu 2019, jumlah ini setara dengan 830 ribu suara.

Partai Gerindra Beri Rekomendasi Eko Wahyudi-Agus Maimun untuk Maju Pilkada Tuban 2020

Pendaftaran Pilkada Surabaya 2020 Semakin Dekat, Reni Astuti Klik dengan Machfud Arifin

Jumlah tersebut apabila menjadi pemilih loyal maka akan menjadi modal positif di pemungutan suara Desember mendatang.

"Hak pilih di Surabaya memang 2 juta pemilih. Namun, apabila memperhitungkan persentase partisipasi di angka 60-70 persen, maka untuk menang tinggal mengumpulkan sekitar 400 ribu agar mencapai 1,2 juta," katanya.

Pertimbangan lainnya, kapasitas dan popularitas Machfud Arifin.

"Pak Machfud berani mendirikan masjid dan rumah sakit selama menjadi kapolda Jatim. Beliau akan menjadi pilihan masyarakat Surabaya dan akan membuat Surabaya semakin religius," katanya.

Rekomendasi PDIP di Pilkada Surabaya 2020 Bakal Turun Gelombang Terakhir, DPD: Semua Butuh Kajian

Peluang PDIP di Pilkada Surabaya 2020 Kata Pakar, Duet Nasionalis-Santri Ideal Bagi PDI Perjuangan

Kemenangan di Pilkada juga menjadi ikhtiar bagi PKB untuk meningkatkan kursi di Pileg.

"Kalau mau menambah kursi secara signifikan ya harus memiliki posisi di eksekutif. Ini target bersama dengan beberapa daerah lain," tegas Anik Maslachah yang juga Wakil Ketua DPRD Jatim ini.

Dukungan NU menjadi salah satu alasan PKB memberikan rekomendasi kepada Machfud Arifin di Pilkada Surabaya 2020.

Sebelumnya, PKB Jawa Timur menyebut 19 daerah penyelenggara Pilkada di Jawa Timur, seluruhnya merupakan kader Nahdlatul Ulama (NU).

"100 persen wajib dari NU. Sekalipun, bukan dari PKB," kata Wakil Sekretaris DPW PKB Jawa Timur, Fauzan Fuadi ketika dikonfirmasi di Surabaya.

Pembangunan Frontage Road Sidoarjo Amburadul, Sulit Terealisasi Sesuai Target, Cak Nur Sebut Kendala

Manfaatkan Minecraft, ITS Surabaya Gelar Wisuda ke-121 secara Online di Tengah Pandemi Covid-19

Menurutnya, ada beberapa kategori kader NU yang akan diusung partainya.

Pertama, figur yang memang besar di kalangan Nahdliyin.

"Tentu, kami memprioritaskan bakal calon yang telah berjuang bersama NU. Baik yang struktural maupun dari yang kultural," kata Fauzan yang juga Ketua Fraksi PKB di DPRD Jatim ini.

Kategori lainnya, figur yang belum bergabung dengan Nahdliyin namun memiliki komitmen membesarkan NU.

"Kalau belum NU, kami NU-kan," kata Fauzan menambahkan.

Pendaftaran Pilkada Surabaya 2020 Semakin Dekat, Reni Astuti Klik dengan Machfud Arifin

Optimistis Maju di Surabaya, Gus Hans Irit Bicara Pilkada, Fokus Tangani Covid-19 di Kota Pahlawan

Fauzan menjelaskan, salah satu persyaratan bakal calon yang akan diusung PKB memang harus bersedia menandatangani kontrak politik dengan NU.

Para calon kepala daerah wajib berkomitmen bahwa setelah terpilih, harus bisa memperjuangkan NU.

Bahkan, setelah rekomendasi dari partai turun, para calon kepala daerah juga harus mengikuti proses baiat untuk ikut membesarkan NU.

"Kami akan minta persetujuan dan baiat dari NU dan juga biar ditiup (didoakan agar menang). Sehingga, kalau prosesnya saja begitu maka kalau bukan NU, kan nggak mungkin," kata Fauzan.

Editor: Dwi Prastika

Berita Terkini