TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - RSUD Ngimbang Lamongan Jawa Timur terus berupaya memberikan pelayanan maksimal untuk pasien dan keluarganya.
Rumah sakit plat merah yang ada ujung selatan wilayah Lamongan ini memunculkan inovasi Ojek Darah Online (ODO).
Jasa ODO, diharapkan dapat mempermudah pasien memperoleh donor darah.
• UMKM Lumajang Bisa Dapat Hibah Rp 2,4 Juta dari Presiden, Bupati Thoriq: Jangan Buat Beli Baju!
• Wisata Gunung Bromo Dibuka Bertahap, Berikut Protokol Kesehatan yang Wajib Dipatuhi Wisatawan
Praktiknya, RSUD Ngimbang menggandeng tukang ojek pangkalan yang biasa mangkal di Terminal Ngimbang, Lamongan dan tergabung dalam Paguyuban Ojek Terminal Ngimbang.
Para tukang ojek ini dilibatkan dalam proses distribusi darah dengan kendali tetap berada dibawah rumah sakit.
"Inovasi ini menggabungkan antara teknologi dengan kebutuhan sebagai solusi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Lamongan," kata Kabag Prokopim Lamongan Arif Bachtiar, Selasa (25/8/2020).
• Akhirnya Ketahuan Penyakit Sebenarnya Ustaz Yusuf Mansur, Anak Kuak Gaya Hidup Ayah: Muncul Lagi
• Peduli Dunia Pendidikan Otomotif, MPM Honda Jatim Gelar Kontes Regional Guru SMK TBSM
Mekanisme jasa ODO ini sederhana, yakni keluarga pasien menuju nurse station untuk mengisi form permintaan jasa.
Selanjutnya, keluarga pasien bisa melakukan pembayaran di kasir secara tunai atau non-tunai.
Setelah itu, kasir akan menghubungi ODO yang bertugas untuk mengambil darah di PMI Lamongan dan menyerahkan darah yang diperoleh dari PMI tersebut ke perawat jaga.
Selain keterlibatan tukang ojek pangkalan, dari inovasi ini pasien bisa melakukan pembayaran secara non-tunai.
Menurut Arif, inovasi ini untuk mengatasi permasalahan distribusi darah di RSUD Ngimbang sekaligus untuk memberantas praktik percaloan transport darah.
Inovasi ODO, menurut Arif, tercetus dari beberapa permasalahan seperti tingginya biaya yang dikeluarkan pasien, ketidakpastian pelayanan darah, kondisi geografis RSUD Ngimbang dan belum tersedianya Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) karena ODO mampu memberikan kepastian pelayanan darah dan dapat melayani secara non-stop 24 jam.
Layanan ini juga dapat meringankan beban keluarga pasien karena tidak perlu repot meninggalkan yang sakit untuk memperoleh darah, juga dapat memberdayakan masyarakat khususnya paguyuban ojek.
Bupati Lamongan Fadeli menyambut baik inovasi RSUD Ngimbang ini.
Menurutnya, sejak diluncurkan beberapa waktu lalu telah terjadi peningkatan grafik pengguna ODO dari yang semula 30 persen, kini meningkat menjadi 96 persen.
Sedang pengurusan secara mandiri, mengalami penurunan dari 70 persen menjadi 4 persen.
"Inovasi ODO ini juga membuat indeks kepuasan masyarakat (IKM) Rumah Sakit Ngimbang pada semester 1 tahun 2018 mencapai 81,09 dan pada semester 1 tahun 2020 ini meningkat mencapai 81,50 persen," katanya.
Selain terjadi peningkatan grafik pengguna serta naiknya grafis IKM, layanan ODO dari RS Ngimbang ini juga menaikkan pendapatan rata-rata para tukang ojek, yakni dari Rp 829.200 menjadi 2 juta lebih perbulan.
Risiko darah rusak, aku Fadeli, juga dapat diminamalisir dengan penyediaan fasilitas cool box sesuai standar dalam pengiriman yang dilakukan oleh para tukang ojek.
"Ojek Darah Online ini juga harus dikembangkan dengan aplikasi yang lebih baik, penambahan armada dan layanan antar obat. Mudah-mudahan dari ODO ini pelayanan kesehatan yang cepat dan tepat dapat segera dirasakan oleh masyarakat Lamongan," harap Fadeli.
Inovasi RS Ngimbang ini direspon Fadeli dengan memberikan reward berupa penghargaan Top Sinolla atau Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Lamongan.
Top Sinolla ini diberikan kepada OPD atas inovasinya dalam memudahkan pelayanannya kepada masyarakat Lamongan.
Penulis: Hanif Manshuri
Editor: Heftys Suud