Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan, BPBD Ponorogo Tingkatan Penyuluhan dan Pengawasan Warga

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Setyo Budiono.

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra

TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo mewaspadai Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang kerap terjadi saat musim kemarau.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Ponorogo, Imam Basori menjelaskan, pada musim kemarau selain kekeringan, potensi bencana alam tahunan di Ponorogo adalah Karhutla.

"Pada tahun 2018 total Karhutla di Ponorogo seluas 166,3 hektar, lalu pada tahun 2019 seluas 59,5 hektar," kata Imam, Selasa (25/8/2020).

Pernikahannya dengan Aurel Hermansyah Mundur dari Rencana, Atta Halilintar: Maksimal Tahun Depan

Ada Jasa Ojek Darah Online di RSUD Lamongan, Hindarkan Pasien dari Praktik Calo Transport Darah

Sedangkan pada tahun ini, hingga bulan Agustus kebakaran terjadi di Kecamatan Jambon dengan luas lahan yang terbakar adalah 0,75 hektar.

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Setyo Budiono menjelaskan mayoritas kebakaran hutan terjadi karena masyarakat yang sering membersihkan lahan dengan cara membakar.

"Sampahnya dibakar lalu ditinggalkan, padahal angin di musim kemarau berhembus cepat sehingga membuat api merambat secara cepat," kata Budi, sapaan akrab Setyo Budiono.

Beberapa kecamatan yang menjadi langganan Karhutla setiap tahunnya adalah Badegan, Slahung, Sampung, Sawoo, dan Sambit.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, BPBD Ponorogo telah berkoordinasi dengan perhutani, camat, Polsek, dan Koramil setempat untuk lebih intensif melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar terkait bahaya kebakaran hutan.

"Kita juga memperbanyak spanduk bahwa membakar hutan ada sanksinya serta penindakan yang tegas dari petugas," ucap Budi.

 Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti

Editor: Heftys Suud

Berita Terkini