Laporan Wartawan TribunJatim.com, David Yohanes
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Data di Unit Layanan Terpadu Perlindungan Sosial Anak Integratif ( ULT PSAI ) Tulungagung, sebanyak 39 anak di Tulungagung pernah terdampak virus Corona ( Covid-19 ).
Seluruh pasien di bawah umur ini mendapat pendampingan psikologis.
Mereka terdiri dari 28 anak terkonfirmasi dan sempat di Rusunawa IAIN Tulungagung, satu isolasi mandiri di rumah, dan 10 terpapar dan tinggal di lingkungan terinformasi Covid-19.
"Setelah mereka sembuh tetap kami pantau," terang Koordinator ULT PSAI Tulungagung, Sunarto, Jumat (16/10/2020).
Pendampingan ini diperlukan untuk memastikan kondisi kejiwaan anak-anak ini pulih seperti biasa.
Sebab anak-anak ini rawan mendapatkan stigma negatif dari lingkungan.
Baca juga: Bayi Kijang Jawa di Pendopo Tulungagung Menarik Perhatian, Gara-gara Ditelantarkan Induknya
Baca juga: Kecelakaan Adu Banteng di Jalan Ponorogo-Pacitan, Satu Pengendara Motor Tewas di Tempat
Namun diakui Sunarto, ada hambatan pendampingan kepada pasien yang menjalani isolasi.
Sebab anggotanya harus menjaga protokol kesehatan, salah satunya mengenakan alat pelindung diri (APD).
Seragam mirip astronot ini justru membuat anak-anak ketakutan.
Mereka juga trauma dengan APD, karena sejak penjemputan hingga perawatan, mereka melihat petugas berseragam APD.
"Kamu harus minta tolong teman-teman Tagana yang sudah mereka kenal," sambung Sunarto.
Baca juga: Antisipasi Unjuk Rasa yang Libatkan Pelajar, Polisi Trenggalek Lakukan Pendekatan pada Guru
Baca juga: Bisnis Aquascape di Tulungagung Kian Melambung di Masa Pandemi Covid-19
Dengan kendala itu, ULT PSAI memaksimalkan jaringan yang ada.
Seperti Tagana yang biasa mendampingi pasien di Rusunawa IAIN Tulungagung, dan pemerintah desa tempat tinggal pasien.
Pemerintah desa sangat penting, apalagi jika diberlakukan karantina wilayah.