Karena panti itu menjadi salah satu klaster penyebaran virus corona, dokter dan paramedis dikerahkan untuk mencegah semakin meluasnya wabah di kota berpopulasi 35.000 jiwa tersebut.
Otoritas di Mol menyatakan selain panti, si Sinterklas diketahui juga mengunjungi sejumlah tempat seperti area bersantai publik.
Baca juga: Jadwal Buka Posko Layanan Rapid Test Antigen Covid-19 di Bandara Juanda Surabaya Beserta Harganya
Pihak berwenang menjelaskan, si Santa menjaga jarak dan selalu mengenakan masker.
"Begitu juga warga memakai pelindung wajah."
Caeyers kepada VRT menuturkan, kunjungan itu sebenarnya digelar dengan maksud baik.
Namun membawa masalah yang tak mereka sangka.
Baca juga: VIRAL Chat Diduga Perawat & Pasien Covid-19 Janjian Mesum di Toilet Wisma Atlet, Nasibnya Kini Miris
Si wali kota menjelaskan awalnya dia mengira Santa Klaus yang tak disebutkan identitasnya itu sudah menaati aturan pembatasan sosial.
"Awalnya mereka mengaku sudah menerapkan protokol. Namun Anda mulai mendapat foto dari keluarga penghuni dan mendapati faktanya berbeda," kata dia.
Jannes Verheyen, juru bicara Armonea,firma yang mengelola tempat itu menyatakan mereka di satu sisi syok dengan insiden tersebut.
Namun di sisi lain, Verheyen mengeklaim mereka semakin termotivasi untuk melenyapkan virus yang mulai mewabah pada awal 2020 ini.
Baca juga: Es Krim Sehat Ibu Kediri Beromzet Rp 15 Juta Sebulan, Berangkat dari Tutup Toko Rajut Imbas Covid-19
Salah satu pakar virologi dari Universitas KU Leuven, Marc Van Ranst memaparkan dia yakin Santa bukanlah pihak yang menyebabkan banyak infeksi.
Ventilasi yang sangat kurang di tempat itu diyakini jadi salah satu faktor banyaknya kasus.
Meski dia menyebut kunjungan tersebut "sangatlah bodoh".
Saat ini, Belgia tengah dihantam gelombang kedua virus corona pada Oktober, dan menyebabkan sistem kesehatan di sana kewalahan.
Pemerintah pun bergerak cepat dengan menetapkan lockdown parsial, berisi perintah agar bar, restoran, dan bisnis non esensial lainnya ditutup.