"Cara itu yang membuat tape hancur dan tak bisa crispy. Olahan tape cukup didiamkan dan digoreng dengan api yang kecil. Saya akhirnya bisa membuat tape crispy," tambahnya.
Seusai merampungkan pelatihan, Nurul bergerak cepat melanjutkan proses produksi.
Baca juga: Juragan Kos dan Toko Kelontong Berhasil Bertahan Setelah Ikuti Program Digitalisasi Grab Indonesia
Tak hanya itu, dia juga menyiapkan kemasan produk tape crispynya. Ia membeli bahan dasar tape di pedagang Bondowoso.
"Sekitar dua minggu produk tape crispy diluncurkan memang sepi pembeli. Tetapi, bulan berikutnya, tepatnya Maret penjualan meroket, bahkan hingga overload," ujarnya.
Pembeli produk tape crispy GeHaelFood di antaranya berasal dari Jakarta, Malang, Yogyakarta, Bogor dan Halmahera. Melalui pihak reseller, penjualan produk tape crispynya kian tembus hingga luar negeri.
"Reseller pernah mengirim tape crispy buatan saya ke Timor Leste dan Malaysia," sebutnya.
Produk tape crispy GeHaelFood punya beragam varian rasa, yakni original, pedas, cokelat, dan keju. Harganya pun bervariasi. Rentang harganya dibanderol Rp 15 ribu untuk kemasan 80 gram, dan Rp 35 ribu untuk kemasan 250 gram.
Baca juga: Suka Bereksperimen Masak, Dara Asal Surabaya Febrina Albionita Fokus Menggeluti Bisnis F&B
"Dalam sebulan produk tape crispy terjual hingga 6000 pcs dengan omzet puluhan juta rupiah. Akan tetapi, dua bulan terakhir ini, saya baru merasakan dampak pandemi Covid-19. Penjualan menurun hingga 50 persen," urainya.
Ia melanjutkan, agar pembeli tidak bosan, ia menghadirkan inovasi baru dari produk tape crispy. Produk terbaru yang sudah berjalan yakni rondo royal. Olahan tape yang dibentuk seperti risol dan pastel dengan isian keju maupun cokelat, jenis makanan beku (frozen food).
Inovasi lain yang bakal dihadirkan yakni cokelat batang isi tape crispy, labu kuning crispy, dan crackers.
"Produk rondo royal dibanderol Rp 20 ribu per boxnya. Saat ini penjualan rondo royal akan kami masifkan. Sedangkan, labu kuning crispy, cokelat batang dan crackers dalam tahap pengolahan," ungkap wanita berdarah asli Banyuwangi ini.
Dalam pembuatan produk tape crispy, ia dibantu 3 orang karyawan. Mereka merupakan warga asli Curahdami.
"Saya memberdayakan masyarakat sekitar untuk membantu produksi," ucapnya.
Di sisi lain, sebenernya, ide membuat tape crispy muncul dari usaha salah satu saudaranya. Keluarganya tersebut memproduksi keripik tape.
Karena Bondowoso disebut sebagai Kota Tape, ia ingin melahirkan produk baru yang kini bernama tape crispy GeHaelFood. Pada awalnya, ia mempacking ulang keripik tape saudaranya.
Meski bukan produk yang dibuat dengan tangan sendiri, Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Bondowoso melirik usahanya lantas memberikan bantuan alat vacuum frying. Berjalannya waktu ia telah mempunyai produk sendiri yakni tape crispy GeHaelFood. Produk UKM GeHaelFood jadi unggulan di Bondowoso.