Reporter: David Yohanes | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Air dari arah pegunungan meluncur deras dari Dusun Secang, Desa Pojok, Kecamatan Campurdarat, Tulungagung, bergerak ke arah barat, Rabu (3/2/2021) pukul 15.00 WIB.
Debit air berwarna kuning ini sangat besar, hingga sungai Desa Pojok nyaris tidak bisa menampung.
Nahasnya, aliran sungai ini disertai berbagai material besar, seperti tunggak bambu dan potongan kayu.
Material ini kemudian menyangkut di jembatan macan Desa Pojok, yang berada di ruas jalan kabupaten, penghubung antarkecamatan.
Material ini menghambat aliran sungai, sehingga air meluap ke arah jalan raya.
Akibatnya kendaraan dari kedua arah tidak bisa melintas.
Kendaraan dari arah selatan di arahkan ke barat menyusuri sisi utara tepian sungai, dan berbelok ke arah utara tembus ke Dusun Glotan, Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat.
• Terdakwa Kasus Korupsi PDAM Tulungagung Dijatuhi Hukuman Kurang dari 2/3 Tuntutan JPU
• Diterjang Derasnya Air Pegunungan, Puluhan Rumah Tulungagung Kebanjiran, Tanaman Padi Terancam Mati
Sementara kendaraan ukuran besar dari arah utara menerobos air, dengan berjalan di sisi timur jalan.
“Tidak ada yang berada jalan di sisi barat jalan, karena jalannya miring. Di barat airnya lebih dalam dibanding yang timur jalan,” ujar seorang warga RT 3 RW3 Dusun/Desa Pojok bernama Eko (48).
Eko dan sejumlah warga berusaha menyingkirkan material yang tersangkut di jembatan.
Namun upaya ini tidak membuahkan hasil, karena arus yang kencang serta sungai yang dalam.
Eko dan kawan-kawan menunggu hingga airnya surut.
Sementara air dari sungai terus tumpah ke jalan raya, dan menggenangi rumah-rumah warga.
• Penghasilan Tak Mencukupi dan Istrinya Hamil Tua, Pria di Tulungagung Nekat Edarkan Sabu-sabu
• Baru Dibuka, Sudah Ada 70 Warga Tulungagung Ajukan Izin Hajatan ke Satgas Covid-19
Sekitar satu jam air mulai surut, dan jalan bisa kembali dilalui.
Material yang tersangkut di jembatan pun bisa disingkirkan.
“Asal Sungai Wates (muara sungai pojok) airnya rendah, air di sini cepat surutnya. Satu jam sudah surut,” sambung Eko.
Tingginya debit air yang mengalir ke sungai pojok berasal dari pegunungan Dusun Secang, Desa Pojok, dan Bangak Desa Pelem.
Kondisi ini diduga karena kondisi gunung yang gundul, hingga tidak bisa menahan air hujan.
• Masih Ada Pedagang Protes, Disperindag Tulungagung Tunda Pembagian Kunci Pasar Ngunut Baru
• Dioperasikan Hari Ini, Shelter Penanganan Covid-19 Ponorogo di Gedung IKM Tambakbayan Langsung Penuh
Terbukti air yang mengalir berwarna kuning, karena membawa material tanah liat.
“Kenyataannya memang seperti itu. Setiap hujan ancar dari Secang dan Bangak membeludak di sungai ini,” ucap warga lainnya bernama Agus.
Kondisi diperparah karena adanya penambangan ilegal di Dusun Pojok.
Penambangan ini telah ditindak polisi dan aktivitasnya dihentikan.
Namun dampaknya masih dirasakan setiap kali hujan turun.
Luapan air juga menjebol tanggul sungai tidak jauh dari jembatan macan.
• Fasilitas RS Lapangan Joglo Dungus Madiun untuk Pasien Covid-19, Ada 150 Bed Hingga Lingkungan Asri
• Amankan Vaksin Covid-19 Sinovac Dosis Kedua, Dinas Kesehatan Ponorogo Batasi Nakes Ikut Vaksinasi
Beruntung air dari sungai masuk ke saluran sekunder irigasi, sehingga tidak langsung ke sawah warga.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tulungagung, Suroto memastikan situasi di jembatan macan Desa Pojok sudah teratasi.
“Semua sudah aman, tidak ada masalah. Sudah bisa dilalui kembali,” ucapnya.