Reporter: Fikri Firmansyah | Editor: Januar AS
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ekonomi Indonesia sepanjang 2020 terpukul telak akibat pandemi Covid-19.
Provinsi Jawa Timur (Jatim) pun juga tak luput dari guncangan ekonomi yang diakibatkan oleh adanya pandemi Covid-19.
Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim melaporkan, ekonomi di Jatim mengalami kontraksi atau minus 2,39 persen.
Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan memaparkan, dari 17 sektor lapangan usaha, ada 3 sektor yang masih tumbuh positif.
Kendati demikian, lanjutnya, pertumbuhannya agak melambat, kecuali dua sektor yang tumbuh lebih tinggi yaitu informasi dan komunikasi, serta jasa kesehatan dan kegiatan sosial.
• Masa Jabatan Ipong Muchlissoni Berakhir Tanggal 17, Pelantikan Sugiri Tunggu Kemendagri
"Tiga lapangan usaha yang masih mengalami pertumbuhan positif antara lain meliputi sektor Usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 9,83 persen, diikuti Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 8,70 persen, serta Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang sebesar 5,03 persen," jelas Dadang diacara presscon pemaparan kondisi ekonomi Jatim secara virtual, Jumat (5/2/2021).
Dadang menambahkan, peningkatan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur secara c-to-c cukup signifikan yang terjadi pada Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 9,83 persen ini didorong adanya pemberlakuan WFH (Work From Home) dan SFH (School From Home), sehingga meningkatkan trafik data provider seluler.
"Selain itu, juga karena meningkatnya penggunaan aplikasi rapat virtual
seperti Zoom Meeting, seminar daring/webinar, oleh karenanya bisa turut berkontribusi mendukung kinerja ekonomi Lapangan Usaha disektor Informasi dan Komunikasi," tandasnya.