Umbi-umbian yang Lagi Naik Daun Ini Disebut Mampu Masuk Pasar Global, Porang: Dulu Liar Kini Diincar

Penulis: Fikri Firmansyah
Editor: Hefty Suud
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tumpukan porang hasil tanam petani di Desa Klangon, Kawasan Lereng Gunung Pandan.

Reporter: Fikri Firmansyah | Editor: Heftys Suud

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - "Dulu Liar Kini Diincar".

Kalimat tampaknya pas untuk menggambarkan kondisi satu jenis tanaman umbi-umbian yang tengah naik daun, yakni porang.

Apalagi sejak daerah Madiun berhasil menyabet gelar penghasil porang unggulan dengan label "Porang Varietas Madiun 1" berdasarkan keputusan Menteri Pertanian per 3 Juli 2020 dengan nomor 906/HK.540/C/07/2020.

Baca juga: Kampung Dambaan Bebas Covid-19 Diluncurkan, Kolaborasi Petrokimia Gresik dengan Bupati Gresik

Baca juga: Nasib Sechah Sagran Cerai dari Raul Lemos yang Nikahi KD, Kini Suaminya Bule Tampan, Makin Modis

Kondisi itu pula membuat Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur atau BI Jatim mengangkat tema “Porang : Dulu Liar Kini Diincar” pada acara rutinitas talkshow ngopi virtualnya. Rabu (17/3/21).

Hadir dalam acara tersebut Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Harmanta, Kepala Desa Klangon - Lereng Gunung Pandan Didik Kuswandani, Akademisi Pertanian Universitas Brawijaya Doddyk Pranowo dan tentunya petani porang yang tengah viral yaitu Paidi.

Dalam kesempatan itu, Harmanta mengatakan, seiring tengah populer dibicarakan masyarakat, potensi porang memang sangat besar melihat kebutuhan dan manfaatnya pada beberapa industri.

"Itu karena umbi porang banyak mengandung glucomannan berbentuk tepung," ujar Harmanta.

Menurutnya kandungan glucomannan sendiri merupakan serat alami yang larut dalam air biasa digunakan sebagai aditif makanan sebagai emulsifier dan pengental, bahkan dapat digunakan sebagai bahan baku tepung, kosmetik, penjernih air, bahan pembuatan lem ramah lingkungan dan pembuatan komponen pesawat terbang.

Baca juga: Gus Ipul Rencanakan Uji Coba Sekolah Tatap Muka Usai Lebaran

Baca juga: Akhirnya Teddy Nyerah Lawan Rizky & Sule soal Harta Lina? Mediator Kuak Janji Ayah Bintang: Luput

Selain itu, pengembangan porang dari hulu sampai hilir juga memiliki peluang yang besar.

"Pengolahan porang dari mulai umbi, chip porang sampai dengan produk akhir memiliki added value yang besar, sehingga memiliki potensi nilai ekonomis yang besar dan mampu masuk ke pasar global," terangnya.

Sementara itu, Doddyk mengatakan, peluang bisnis berbahan baku porang yang memiliki potensi besar saat ini banyak menjadi produk olahan makanan, seperti mie shirataki, beras konyaku, mie shirataki instant, pasta porang, konyaku, boba dan turunan makanan lainnya yang dapat digolongkan sebagai healthy food.

Bahkan, produk turunan porang juga dapat diolah sebagai bahan baku produk kecantikan, seperti butiran pembersih wajah, spons pembersih wajah, supplement diet, pengental alami, pembersih wajah, dsb. Namun demikian sebelum menjadi produk olahan akhir, umbi porang terlebih dahulu diolah menjadi chips yang dikeringkan melalui pengeringan oven atau dikeringkan secara manual (penjemuran matahari).

"Setelah menjadi chips yang kering, umbi porang diolah menjadi tepung porang sampai dengan ekstrak Glukomannan," sambung Doddyk.

Halaman
123

Berita Terkini