Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM - Benarkah teh hijau dengan perasan air lemon bisa membantu menurunkan berat badan?
Seperti diketahui, teh hijau dengan perasan air lemon merupakan minuman yang menenangkan.
Minuman ini juga bisa dinikmati kapan saja sepanjang hari.
Dilansir dari Healthline melalui Kompas.com, Kamis (24/6/2021), meskipun tampak sederhana, racikan ini memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Di antaranya, dapat menurunkan berat badan bagi yang menjalankan program diet.
Baca juga: Menu Diet Sehat untuk Turunkan Berat Badan, Perhatikan Asupan Kalori - Makanan yang Perlu Dihindari
Adapun teh hijau dengan lemon bisa menjadi tambahan yang bagus untuk diet penurunan berat badan yang sehat.
Faktanya, beberapa penelitian menunjukkan teh hijau dapat menurunkan berat badan dan meningkatkan pembakaran lemak.
Menurut satu ulasan dari 15 penelitian berjudul “Effects of green tea and its epigallocatechin (EGCG) content on body weight and fat mass in humans: a systematic review”, minum teh hijau dengan jumlah EGCG yang lebih tinggi selama setidaknya 12 minggu dikaitkan dengan penurunan berat badan dan lemak tubuh.
Studi lain berjudul “Therapeutic effect of high-dose green tea extract on weight reduction: A randomized, double-blind, placebo-controlled clinical trial” menemukan mengonsumsi ekstrak teh hijau selama 12 minggu dapat menurunkan berat badan, indeks massa tubuh, dan lemak perut secara signifikan.
Meskipun para ilmuwan perlu melakukan lebih banyak penelitian pada manusia, beberapa penelitian menunjukkan lemon juga dapat meningkatkan penurunan berat badan.
Satu penelitian terhadap hewan berjudul “Intervention with citrus flavonoids reverses obesity and improves metabolic syndrome and atherosclerosis in obese Ldlr−/− mice” menemukan ketika tikus diobati dengan flavonoid jeruk, ukuran sel lemaknya berkurang.
Flavonoid jeruk juga meningkatkan metabolisme pada tikus yang diberi diet tinggi lemak.
Studi terhadap hewan lain berjudul “Lemon Polyphenols Suppress Diet-induced Obesity by Up-Regulation of mRNA Levels of the Enzymes Involved in β-Oxidation in Mouse White Adipose Tissue” menemukan memberi makan polifenol lemon kepada tikus dengan diet tinggi lemak membantu mencegah mereka menambah berat badan.
Baca juga: Cara Diet Nasi Putih Turunkan Berat Badan 3 Kg dalam 1 Minggu, Perhatikan Aturan Makannya
Efek samping minum teh
Meski, minum teh memiliki segudang manfaat perlu juga mengenali efek sampingnya.
Dalam sebuah artikel berjudul “Tea and its consumption: benefits and risks”, teh dapat mengurangi risiko penyakit kronis, seperti kanker, obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.
Namun, apabila terlalu banyak mengonsumsi, teh bisa menyebabkan beberapa efek samping.
Berikut ini beberapa efek samping yang disebabkan oleh konsumsi teh dalam jumlah yang banyak.
1. Mengurangi penyerapan zat besi
Sebuah studi berjudul “The Impact of Tannin Consumption on Iron Bioavailability and Status: A Narrative Review” mengungkapkan teh mengandung senyawa yang disebut tanin.
Senyawa ini dapat mengikat zat besi pada makanan tertentu sehingga sulit diserap oleh tubuh.
Oleh karena itu, hindari mengonsumsi teh setelah makan.
Baca juga: 5 Bahan Alternatif Pengganti Tepung Terigu untuk Diet Gluten Free, Lebih Kaya Serat dan Protein
2. Menyebabkan kecemasan, stres, dan kegelisahan
Daun teh mengandung kafein.
Merangkum dari studi berjudul “The Safety of Ingested Caffeine: A Comprehensive Review”, terlalu banyak mengonsumsi kafein, baik dari teh atau sumber kafein lain, dapat menyebabkan perasaan cemas, stres, dan gelisah.
Dilansir dari “Caffeine content of brewed teas”, secangkir teh (rata-rata 240 ml) mengandung sekitar 11-61 mg kafein.
Jumlah kafein dapat berbeda-beda, bergantung dari jenis teh.
Teh hitam cenderung mengandung lebih banyak kafein daripada varietas hijau dan putih.
Semakin lama menyeduh teh, semakin tinggi kandungan kafein di dalamnya.
3. Memiliki gangguan tidur
Karena teh secara alami mengandung kafein, asupan yang berlebihan dapat mengganggu siklus tidur.
Melatonin adalah hormon yang memberi sinyal pada otak bahwa sudah waktunya untuk tidur.
Namun, sebuah penelitian berjudul “Effects of caffeine on sleep quality and daytime functioning” menunjukkan bahwa kafein dapat menghambat produksi melatonin sehingga mengakibatkan kualitas tidur menjadi buruk.
Tidur yang kurang biasanya dapat menyebabkan berbagai masalah mental, seperti kelelahan, gangguan memori, dan berkurangnya fokus.
Terlebih lagi, kurang tidur kronis dapat menyebabkan peningkatan risiko obesitas dan kontrol gula darah yang buruk.
Baca juga: Benarkah Nasi Merah Lebih Sehat Dibandingkan Nasi Putih untuk Menu Diet? Ini Penjelasan Ahli
4. Mual
Senyawa tertentu dalam teh dapat menyebabkan mual, terutama bila dikonsumsi dalam jumlah banyak atau saat perut kosong.
Tanin dalam daun teh bertanggung jawab atas rasa teh yang pahit dan kering.
Sifat astringent dari tanin juga dapat mengiritasi jaringan pencernaan sehingga berpotensi menyebabkan gejala yang tidak nyaman, seperti mual atau sakit perut.
Jumlah teh yang dibutuhkan untuk mendapatkan efek ini dapat sangat bervariasi tergantung pada orangnya.
5. Maag
Kafein dalam teh dapat menyebabkan mulas atau memperburuk gejala refluks asam yang sudah ada sebelumnya.
Penelitian berjudul “Effect of caffeine on lower esophageal sphincter pressure in Thai healthy volunteers”, menunjukkan kafein dapat mengendurkan sfingter sehingga memungkinkan isi lambung yang asam lebih mudah mengalir ke kerongkongan.
Kafein juga dapat berkontribusi pada peningkatan produksi asam lambung.
Tentu saja, minum teh belum tentu menyebabkan mulas. Setiap orang memiliki tingkat toleransi masing-masing.