Eko Yuli Irawan The Movie: Gembala Kambing ke Olimpiade, Menembus Batas dan Menjaga Mimpi Jadi Juara

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Film pendek Eko Yuli Irawan The Movie.

Eko Yuli Irawan mengungkapkan kesan pertamanya saat mendapat tawaran kisah perjalanannya dijadikan film pendek. Ia merasa senang dan tidak menyangka.

“Pertama rasanya kaget, pertama kali bertemu dengan tim baru ngobrol virtual, enggak tahunya semua sudah siap dari cerita sampai lagu sudah ada. Bersyukur ada yang mau membantu, setidaknya ada penggambaran perjalanan Eko itu seperti apa,” ungkap sang peraih medali perak di cabor angkat besi Olimpiade Tokyo 2020.

Film ini dihadirkan agar publik bisa secara langsung melihat perjalanan Eko. Menariknya, respons yang diterima ketika film ini rilis terbilang luar biasa. Banyak yang menyambut dengan antusias dan berharap durasi filmnya bisa ditambah.

“Mungkin selama ini yang diberitakan di media atau berita hanya tentang cerita Eko, sekarang sudah film ini, secara visual bisa dilihat langsung, kenyataan itu begini, tidak perlu menjelaskan detail, karena filmnya sudah menceritakan semua,”

“Ada yang berkomentar kalau durasinya kurang panjang. Kalau disambungin event per event bisa panjang, tapi karena waktunya mepet, meski pendek semoga bisa menggambarkan perjalanan Eko kecil sampai menuju tingkat Olimpiadenya,” terangnya.

Baca juga: Kisah Ramadan Pelajar Indonesia Puasa 16 Jam di Turki-Inggris, Tak Ada Azan hingga Masjid Dihidupkan

Menembus Mimpi, From Zero to Hero

Keunikan film ini yakni dititikberatkan pada sosok yang mau menembus mimpinya hingga menjadi seseorang yang luar biasa.

“From Zero to Hero menembus mimpi, tentang Eko yang keinginannya sempat ditolak orangtuanya, merantau dari Metro Lampung ke Parung Panjang Bogor untuk menggapai mimpi, dsb,” ujar Eko.

“Kata pelatihnya, Eko ini enggak pernah melihat musuhnya seberapa besar atau kuat, justru ia lebih fokus ke diri sendiri. Ia bisa mentengarai target dan menembus batasan sendiri. Kalau sudah mencapai suatu target biasanya seseorang mudah puas, tapi Eko ini beda, karenanya ia bisa meraih medali berturut-turut. Progresitivitas dan kemauannya melampui batasannya luar biasa,” papar Edlin.

Baca juga: Janji Teruskan Perjuangan Pakde, Mira Kirana ‘The Next Didi Kempot’ Ajak Anak Muda Cinta Budaya Jawa

Alur Cerita dan Setting Dibuat Semirip Mungkin

Alur cerita dan setting di film ini dibuat semirip mungkin agar bisa merepresentasikan kisah Eko dengan baik.

“Lingkungan saat kecil dibuat semirip mungkin, misalnya rumah tanpa dan pemilihan lokasi disesuaikan dengan jadwal Eko. Tidak mungkin ke Lampung karena kejauhan, dan tidak di Jakarta karena kondisinya tidak sama seperti lingkungan masa kecil Eko,” ungkap Edlin.

“Scene GOR-nya tempat di mana Eko dan dua temannya latihan angkat besi dibuat sesuai dengan hasil wawancara dengan Eko. Begitu pula dengan kondisi rumah, pekerjaan ibu Eko yang jualan warung di depan rumah. Semua adegan dibuat semirip mungkin agar orang bisa tahu seperti apa perjuangan Eko.

Bahkan, Eko saat itu dapat hadiah dari angkat besi dibuat untuk beli lahan di sebelah rumahnya untuk dipersembahkan pada kedua orangtuanya. Itu komitmen Eko dari 11 tahun sampai bisa achieve seperti sekarang. Eko orangnya stay true to himself, meningkatkan keluarganya, supaya orangtua bisa bangga dan pencapaiannya juga untuk orangtuanya,” papar Edlin.

Baca juga: Berjaya di Panggung Balet, Michael Halim Peraih Solo Seal Punya Mimpi Besarkan Balet Kontemporer

Sinopsis Film

Halaman
123

Berita Terkini