Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Firman Rachmamudin
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sabtu (4/12/2021) sore menjadi hal tak terduga bagi sebagian besar warga Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Gunung Semeru, menunjukkan aktifitas vulkanis hingga memuntahkan lavanya.
Pasir dari letupan aktifitas vulkanis itu kemudian membumbung tinggi, hingga menghitamkan langit Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Ribuan warga gelagapan, tak siap dihantam bencana gunung api tersebut seperti yang sudah-sudah.
Mereka berusaha menyelamatkan diri, keluarga, bahkan tak terpikir harta benda.
Sebisa mereka selamat, sambil sesekali berteriak menyebut nama sang pencipta.
Kondisi belum membaik, meski sudah empat hari pasca erupsi pertama Gunung Semeru Terjadi.
Terpantau, beberapa kali Mahameru menyemburkan lava panasnya menyumbul ke luar perut gunung.
Jutaan mata tertuju pada bencana alam di Jawa Timur itu.
Dari pejabat negara, tokoh publik hingga warga biasa menunjukkan berbagai empatinya atas peristiwa alam itu.
Salah satu yang tergerak, adalah kelompok suporter Bonek Mania.
Bukan hanya tentang sepak bola, potensi suporter bisa lebih dari itu, apalagi menyangkut kemanusiaan.
Bonek Green Nord misalnya. Melalui divisi kemanusiaan dan sosialnya (Bonek Disaster Response Team) menerjunkan personelnya untuk turut terlibat aktif dalam upaya Search and Rescue (SAR).
Bukan tanpa alasan, Bonek Disaster Response Team (BDRT) diisi oleh beberapa bonek yang berpengalaman dalam penanganan siaga bencana.
Sebagian dari mereka bahkan merupakan praktisi SAR yang cinta pada sepak bola Surabaya, Persebaya.
Husin Ghozali, atau yang akrab disapa Cak Conk menyebut jika ada lima personel BDRT yang memiliki kemampuan khusus dan terlatih untuk dapat dilibatkan dalam SAR di erupsi Gunung Semeru kali ini.
"Tidak asal, karena bagaimanapun juga mereka yang dilibatkan langsung oleh Basarnas tentu memiliki kapasitas, keahlian mitigasi bencana, atau sekurang-kurangnya memahami bagaimana safety dalam kegiatan SAR," kata Cak Conk, Selasa (7/12/2021) malam.
Sejak hari pertama erupsi gunung Semeru terjadi, BDRT dibawah Green Nord melakukan konsolidasi.
Mereka membagi tim, siapa yang akan berangkat ke lokasi dan membuka posko bantuan kemanusiaan di Warkop Pitulikur, basecamp Green Nord 27.
"Lebih dari sekedar sepak bola. Ini soal kemanusiaan. Bonek bergerak bukan hanya tentang dunia kulit bundar dan segala macam pernak perniknya. Tapi potensi suporter terutama Bonek begitu besar. Sayang jika hanya melulu soal sepak bola," sebut Cak Conk.
Disana, lima personel yang menempel pada kegiatan Basarnas untuk pencarian dan evakuasi para korban, juga mendata apa - apa saja bantuan yang dibutuhkan di lokasi.
Sebab, kerap kali bantuan yang datang menggunung tak efektif, dan tak tersalurkan lantaran belum benar-benar dibutuhkan.
"Tim kami disana mendata bantuan apa yang diperlukan oleh saudara-saudara korban bencana. Yang pasti, untuk efektifitas penyaluran saja," sebutnya.
Sedangkan tim yang ada di Surabaya, membuka posko kemanusiaan untuk Semeru di warkop Pitulikur jalan Bagong Ginayan Surabaya setiap hari, sejak pukul 10.00 WIB hingga 24.00 WIB.
Cak Conk menyebut,menerima segala bentuk bantuan dari semua kalangan warga Surabaya untuk disalurkan, kecuali pakaian bekas.
"Yang dibutuhkan disana memang sembako, lalu obat-obatan, kami juga menerima bentuk donasi uang untuk kemudian dibelanjakan sesuai kebutuhan yang sudah di data oleh kawan BDRT yang di lokasi. Tapi kami tidak menerima bantuan pakaian bekas, karena disana kerap tidak tersalurkan dengan baik. Jarang juga dibutuhkan oleh warga," tandasnya.
Cak Conk berharap, dengan semakin banyaknya elemen masyarakat yang peduli dan empati, mampu menguatkan bahu masyarakat Lumajang yang terdampak erupsi Gunung Semeru.
Kumpulan berita Surabaya terkini