Hal lain juga disampaikan Mugi (60), warga kampung miliarder lainnya.
Kini ia kesulitan mendapatkan penghasilan setiap panen setelah menjual tanah seluas 2,4 hektare ke perusahaan plat merah tersebut.
Sekarang ia sudah tak lagi mendapat hasil melimpah saat panen.
Padahal dulu biasanya ia bisa mendapat Rp40 juta saat panen.
"Dulu lahan saya tanami jagung dan cabai, setiap kali panen bisa menghasilkan Rp40 juta."
"Kini tak lagi memiliki penghasilan setelah menjual lahan," ungkap Mugi.
Ia juga bercerita dulu lahan miliknya dijual sekitar Rp2,5 miliar.
Kemudian uangnya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, sisanya ia tabung.
Mugi mengingat, dulu sering didatangi pihak Pertamina saat berada di sawah agar mau menjual lahan.
Segala bujuk rayu pun ditawarkan, termasuk tawaran pekerjaan untuk anaknya.
Namun hingga kini, tawaran tersebut tak pernah terealisasi.
"Dulu saya didatangi pihak Pertamina agar mau jual lahan."
"Janji diberi pekerjaan anak-anak saya tapi tidak ada sampai sekarang," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, sekitar 100 massa yang melibatkan Karang Taruna dari aliansi warga enam desa, berdemo pada Senin (24/1/2022).