Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Achmad Amru Muiz
TRIBUNJATIM.COM, NGANJUK - Pencegahan stunting terhadap anak terus dilakukan RSUD Nganjuk.
Dokter Spesialis Anak RSUD Nganjuk, dr Susilo Pambudi menjelaskan, stunting merupakan kondisi gangguan tumbuh kembang yang terjadi pada anak yang disebabkan oleh gangguan nutrisi dan secara fisik atau klinis akan terlihat lebih pendek dari anak seusianya. Di mana tinggi badan yang berada di bawah minus 2 standar deviasi dari Median Tabel Standar Tumbuh Kembang Anak WHO (WHO Child Growth Standards Median).
"Dengan demikian, menurut WHO, jika tinggi badan minus 2 dari standar deviasi kurva standar tumbuh kembang anak yang tidak sesuai dengan umur, maka anak itu bisa dikatakan stunting," kata dr Susilo Pambudi dalam talkshow di Radio Suara Anjuk Ladang Pemkab Nganjuk, Kamis (7/4/2022).
Dijelaskan dr Susilo Pambudi, ciri-ciri stunting pada anak yang sering terlihat adalah adanya gangguan pada berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala yang tidak sesuai dengan usianya. Namun ada juga ciri lain seperti respons atau cara berpikir lambat, iritatif yaitu hanya ingin dekat dengan ibu saja.
Untuk mencegah kondisi stunting, menurut Susilo Pambudi, sebaiknya dilakukan upaya pencegahan sejak dini. Yaitu sejak sebelum ibu mengandung atau hamil dengan mengonsumsi zat besi, dan asam folat sebagai persiapan menuju kehamilan.
Selanjutnya, ungkap Susilo Pambudi, pencegahan juga bisa dilakukan dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung cukup kalori, protein dan memenuhi mineral esensial juga mikro nutrien (zat besi, elektrolit lain, kalsium, zinc dan sebagainya). Serta pola makan keluarga yang dapat mempengaruhi pola makan anak, misalnya hanya memakan makanan yang mengandung karbohidrat namun rendah protein. Untuk itu harus benar-benar diperhatikan pola makan yang memenuhi gizi seimbang.
"Yang jelas, stunting itu bisa dicegah melalui banyak fase yang bisa kita kerjakan. Sebelum kehamilan sebaiknya kehamilan yang terencana, fase pemenuhan nutrisi, fase pemberian ASI, fase pemberian MPASI usia 6 bulan ke atas. Dan fase pantauan tumbuh kembang anak harus dilakukan secara berkala minimal 3 bulan sekali untuk berat, tinggi badan, dan lingkar kepala," tutur Susilo Pambudi.