Ramadan 2022

Amalan-amalan Sunah di 10 Hari Terakhir Bulan Ramadan, dari Tadarus Alquran hingga Memperbanyak Doa

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi amalan sunah yang bisa dilakukan saat 10 hari terakhir Bulan Ramadan.

TRIBUNJATIM.COM - Tak terasa sebentar lagi umat Muslim akan meninggalkan Bulan Ramadan.

Harapannya, semoga tahun depan kita bisa kembali dipertemukan dengan bulan suci ini.

Pada beberapa hari terakhir Ramadan, kita dianjurkan untuk melakukan amalan-amalan berikut ini.

Khususnya amalan-amalan pada malam Lailatul Qadar.

Malam Lailatul Qadar menjadi malam paling mulia daripada malam seribu bulan.

Malam Lailatul Qadar terdapat pada 10 hari terakhir dalam Bulan Ramadan.

Umat Muslim juga dianjurkan untuk memperbanyak sedekah, berdoa, bersalawat, dan salat sunnah.

Dalam buku Pandungan Ramadhan terbitan pustaka Muslim disebutkan Mujahid, Qotadah, dan ulama lainnya berpendapat, yang dimaksud dengan lebih baik dari seribu bulan adalah shalat dan amalan pada Lailatul Qadar lebih baik dari shalat dan puasa di 1000 bulan yang tidak terdapat lailatul qadar.

Untuk menghidupkan malam Lailatul Qadar pun tidak hanya dengan salat, namun dzikr dan tilawah Alquran.

Berikut amalan sunah yang bisa dilakukan saat 10 hari terakhir bulan Ramadan.

Baca juga: Berbagi Kebahagiaan di Bulan Ramadan, Lazisnu Jatim Ajak 100 Anak Yatim Belanja Baju Lebaran

Ada beberapa amalan yang bisa dilakukan saat memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadan, simak selengkapnya:

Ilustrasi amalan sunah yang bisa dilakukan saat 10 hari terakhir Bulan Ramadan. (freepik.com)

1. Tadarus Alquran

Hadis tentang keutamaan membaca Alquran yang terkenal adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah Ibnu Mas'ud sebagai berikut:

"Abdullah ibn Mas'ud, Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al Quran), maka dia akan mendapat satu kebaikan. Satu kebaikan akan dilipatkan menjadi sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf. Namun, alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf," (HR. At-Tirmidzi).

Pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan merupakan waktu turunnya Alquran.

Untuk itu, umat Muslim sangat dianjurkan membaca atau tadarus Alquran.

2. Memperbanyak Doa

Amalan yang paling mudah dilakukan di 10 hari terakhir Ramadan adalah memperbanyak doa.

Rasulullah SAW juga memerintah Ummul Mukminin Aisyah untuk berdoa di malam-malam itu.

Aisyah berkata, "Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku ketepatan mendapatkan malam lailatul qadar, apa yang harus aku ucapkan?", beliau menjawab: "Ucapkanlah, Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu anna" (Ya Allah, sesungguhnya Engkau maha pemaaf mencintai kemaafan, maka maafkanlah aku)." (HR. Ibnu Majah, yang dishahihkan oleh Al Albani).

Baca juga: Arti Mokel Itu Apa Sih? Istilah Populer di Bulan Ramadan, Bahasa Jawa Timuran dan Tidak Ada di KBBI

3. Salat Malam

"Puasa yang paling utama setelah Ramadan adalah puasa pada bulan Muharram. Sebaik-baik shalat setelah shalat fardlu adalah shalat malam." (HR Muslim).

Salat malam merupakan salat yang paling utama setelah salat lima waktu.

4. Iktikaf

Pada 10 hari terakhir bulan Ramadan, umat Muslim disunnahkan untuk beriktikaf.

Iktikaf merupakan berdiam diri di masjid dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Namun karena kondisi saat ini masih pandemi, aturan iktikaf di masjid sedikit dilonggarkan.

Dan kita harus memperbanyak membaca doa, di antaranya:

'Allahhumma innaka 'afuwwun, Tuhibbul 'afwa, Fa'fu 'anni, Rabbana atina fiddunya hasanah, Wa fil akhiroti hasanah waqina 'adzabannar'

(Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku).

Baca juga: Safari Ramadan di Jember, Kedatangan Agus Harimurti Yudhoyono Diiringi Teriakan AHY Presiden

5. Zikir

Perintah untuk berzikir kepada Allah terdapat dalam beberapa surat di Alquran, satu di antaranya pada surat Al Araf ayat 205.

"Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut) nama Allah dengan zikir yang sebanyak-banyaknya."

Zikir adalah amalan ibadah yang paling mudah dilakukan, kapan pun dan di mana pun.

Lalu, bagaimana bagi wanita yang haid atau masih nifas?

Wanita yang sedang haid, nifas, dan musafir tetap bisa menghidupkan malam qadar.

Namun karena wanita haid dan nifas tidak boleh melaksanakan shalat ketika kondisi seperti itu, maka dia boleh melakukan amalan ketaatan lainnya.

Seseorang yang tidak berpuasa karena kondisi yang dibolehkan oleh syariat tetap mendapatkan hak yang sama untuk bisa menghidupkan malam qadar.

Wanita yang haidh dapat membaca Al Qur’an tanpa menyentuh mushaf, selain itu juga bisa memperbanyak dzikir, memperbanyak istigfar dan mengucap doa.

"Orang-orang yang tidak berpuasa karena memang kondisi yang dibolehkan oleh syariat dia mendapatkan hak yang sama, selama dalam aktivitas kesehariannya dia tetap terus mendekatkan diri kepada Allah," kata Miftah saat berbincang di acara Oase Tribunnews.com, Selasa (27/4/2021).

"Bagi wanita haid, memang persoalan membaca Alquran masih ada perdebatan mengenai boleh tidaknya, tapi kan kalau berdzikir tidak. Berdizkir, istighfar, tasbih membaca doa itu kan tidak ada larangan," terangnya.

Sangat dianjurkan untuk memperbanyak doa pada Lailatul Qadar, lebih-lebih doa yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana terdapat dalam hadits dari Aisyah.

Beliau, Radhiyallahu ‘anha berkata: "Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku mengetahui suatu malam adalah Lailatul Qadar. Apa yang mesti aku ucapkan saat itu?” Beliau menjawab,

”Katakanlah: ‘Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu anni’ (Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku).”

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini