Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Puluhan ekor sapi di Tulungagung dinyatakan suspect Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
48 ekor sapi yang sakit tersebut ditemukan di berbagai kecamatan, seperti Ngantru, Ngunut, Gondang, Pagerwojo, Rejotangan dan Bandung.
Dengan temuan ini, Kabupaten Tulungagung masuk zona kuning penyebaran PMK.
"Selain ditemukan suspect, wilayah sekitar kita juga sudah ditemukan kasus yang sama. Dengan demikian kita masuk zona kuning," ujar Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo, Selasa (7/6/2022).
Maryoto Birowo bersama Forkopimda mengunjungi salah satu sentra penggemukan sapi pedaging di Desa Pucunglor, Kecamatan Ngantru.
Kunjungan ini untuk melihat langsung situasi di lapangan.
Dia juga memberikan bantuan disinfektan untuk kebersihan kandang.
Sejauh ini belum ditemukan kasus PMK di Kecamatan Sendang yang menjadi sentra sapi perah dan penghasil susu terbesar di Tulungagung.
"Kami memprioritaskan sapi perah jangan sampai terjangkit PMK, karena dampaknya meluas," sambung Maryoto Birowo.
Seluruh sapi yang sakit telah diambil sampelnya.
Namun sejauh ini belum ada hasil laboratorium, untuk memastikan jenis penyakit apa yang menjangkiti.
Untuk mencegah perluasan PMK juga telah dibentuk satgas di tingkat kabupaten.
Satgas ini beranggotakan TNI, Polri, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan serta para pihak terkait.
Menurut Kapolres Tulungagung, AKBP Handono Subiakto, satgas telah melakukan penyekatan di empat titik perbatasan dengan daerah lain.
"Penyekatan dilakukan agar sapi-sapi dari daerah lain tidak masuk ke Tulungagung. Ini juga upaya untuk lindungi sapi-sapi kita yang sehat," ujarnya.
Satgas juga melakukan isolasi kandang, pada populasi yang ditemukan suspect PMK.
Isolasi ini memisahkan sapi yang sakit dengan sapi yang sehat, dan untuk memudahkan pemantauan.
Petugas Disnakkeswan lalu merawat sapi-sapi yang sakit hingga sembuh.
"Petugas menjamin vitamin pada sapi-sapi yang sakit untuk mempercepat proses penyembuhan," ucap AKBP Handono Subiakto.
Diperkirakan pada akhir Juni 2022 ini, ada kiriman vaksin PMK dari Pemprov Jawa Timur.
Untuk itu satgas akan melakukan pelatihan tenaga vaksinasi mulai minggu depan.
Pelatihan diperlukan, karena proses vaksinasi hewan ternak ini dinilai lebih sulit dibanding vaksinasi Covid-19.
Kapolres mencontohkan, saat vaksinasi Covid-19 warga yang berkumpul di satu lokasi dan petugas kesehatan datang.
Namun pada vaksinasi hewan ternak ini, petugas vaksinasi yang harus mendatangi kandang satu per satu.
"Ada yang bertugas memegangi sapi, ada yang bertugas menyuntikkan vaksin. Jadi butuh tenaga lebih banyak," pungkas AKBP Handono Subiakto.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Kumpulan berita seputar Tulungagung